Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Ketua RT Sebut Dokter S Sosok Antisosial, Jubir Bongkar Tabiat Asli Sang Terduga Teroris di Sukoharjo di Mata Keluarga: Dia Sering Bakti Sosial

Desy Kurniasari - Jumat, 11 Maret 2022 | 17:42
Densus 88 Antiteror Polri membenarkan tersangka teroris Jamaah Islamiah (JI) yang ditembak mati di Sukoharjo, Jawa Tengah
kolase Tribun Network

Densus 88 Antiteror Polri membenarkan tersangka teroris Jamaah Islamiah (JI) yang ditembak mati di Sukoharjo, Jawa Tengah

"Dia dokter umum, praktek disini (di rumah). Setahu saya (juga tugas) di beberapa klinik," kata Endro.

Sebelumnya, Bambang Pujiana Eka Warsono selaku Ketua RT di lokasi kediaman S, mengatakan bila S adalah warga yang jarang bersosialisasi dengan tetangga.

"Pekerjaannya yang saya tahu sampai saat ini dokter. Kalau kelihatannya dokter umum," ujar Bambang, kepada TribunSolo.com, Kamis (10/3/2022).

Dari pantauan di kediamannya, S terlihat memang membuka praktik.

Sepanjang membuka praktik medis, Bambang sendiri juga tak pernah menyaksikan praktek S ramai.

Jenazah teroris Dokter S tiba di rumah duka Gayam, Kecamatan Sukoharjo, Kamis (10/3/2022).
(TribunSolo.com/Vincentius Jyestha)

Jenazah teroris Dokter S tiba di rumah duka Gayam, Kecamatan Sukoharjo, Kamis (10/3/2022).

"Kalau saya lewat ya tidak ramai, sepi. Sepi artinya tidak ada banyak pasien," katanya.

Meski berprofesi sebagai dokter, menurut Bambang sosok S dikenal sebagai antisosial. Dirinya tidak pernah bersosialisasi dengan para warga setempat.

"Semenjak saya megang Ketua RT dari 2019 itu saya mengadakan pertemuan kegiatan warga dia tidak pernah ada, tidak pernah datang, tidak pernah sosialisasi," ungkapnya heran.

Baca Juga: Gembong Teroris Ali Kalora Meregang Nyawa di Tangannya, Begini Kabar Anggota Polisi Simson Zet Ringu Sekarang, Telegram Kapolri Merubah Nasibnya

Alasan S tak pernah bersosialisasi pun tak diketahui oleh Bambang. Dirinya juga tak pernah menanyakan kepada yang bersangkutan.

Bahkan, Bambang menyebut S tak pernah membayar iuran yang hanya berjumlah Rp25.000 per bulannya.

"Tidak sama sekali, boleh dicek di bendahara saya, kalau yang namanya pak Sunardi itu tidak pernah iuran. Padahal iuran di tempat saya cuma Rp25.000 per bulan," katanya.

Source :Tribunnews.comTribunSolo.com

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x