"Saya mulai berteman dengan sampah, cacing, tanah. Item, dekil, bruntusan, gatal-gatal yang hanya diobati dengan salep harganya Rp 8.500 warnanya merah. Kena bisul obatnya harga Rp 8.900 warna item," katanya.
Tak cuma bersih-bersih, Angie dan tim yang dinamakan sapu jagad ini bahkan pernah membersihkan septik tank yang ada di Lapas.
Tim ini beranggotakan 12 orang diantaranya Ana (napi kasus pembunuhan), Ayu, Iyos, Aida, Daeng, Monik, Leona, Tasya , Ena, Ayu, Medi, dan Widya alias Jamet.
Nama terakhir itu lah yang membimbing Angie untuk bisa baca tulis Al Quran secara benar hingga dia mampu menghafalnya.
"Widya ngajarin banyak hafalan Al Quran karena dia anak pesantren. Dari dia aku belajar tajwid, iqro yang bener. Qho dari dalam. Itu dari Jamet (Widya)," aku Angie.
Dia menceritakan pengalaman yang tak terlupakan saat Widya menjadi imam Sholat Subuh dengan bacaan surat Ar Rahman sampai 78 ayat.
"KIta ini yang jamaahnya sampa begini-begini," kata Angie sambil menirukan gaya ngantuk.
Pelajaran berharga dari Widya ini lah yang akhirya membuat Angie kini mampu baca tulis Al Quran dengan baik.
"Makanya teman itu kita dapatkan di tempat yang sekalipun buruk," katanya.
Dan pelajaran ini pun dia amalkan kembali dengan melatih narapidana lain ibadah serta baca tulis Al Quran.
Dia bahkan meminta izin kalapas untuk menggelar sholat jamaah Maghrib dan Isya di dalam blok.