Panel diketuai oleh sekretaris tetap untuk keadilan Wisit Wisitsora-at dan juga termasuk kepala polisi nasional, direktur jenderal Departemen Ilmu Kedokteran, presiden Dewan Medis, dan komisaris Ilmu Forensik Polisi.
Rincian yang akan diperiksa termasuk luka dalam di pahanya dann bekas luka bakar di dadanya.
Serta keadaan kepala dan giginya.
Sabtu lalu, ibu Tangmo meminta agar Institut Pusat Kedokteran Forensik melakukan pemeriksaan ulang, untuk menghilangkan keraguan tentang apa yang sebenarnya terjadi pada putrinya.
Sebelum ini, Pornthip telah menjadi kritikus blak-blakan dari Polisi Kerajaan Thailand dan pembela keadilan dalam beberapa kasus pembunuhan terkenal di Thailand sejak tahun 90-an.
Kehadirannya di panel pasti akan menenangkan basis penggemar skeptis Tangmo, yang telah terang-terangan meragukan legitimasi dan transparansi penyelidikan penyebab kematian Tangmo.
Dalam sebuah unggahan di Facebook, Pornthip menulis kritikannya terhadap penyelidikan Tangmo.
"Mengapa begitu sulit bagi kerabat untuk mengakses data kematian almarhum? Mungkin karena ada budaya tradisional, polisi mengirim mayat untuk diperiksa. Karena itu, kami harus mengirimkan hasil pemeriksaan ke polisi saja," tulisnya.
"Tampaknya menjadi kesalahpahaman atas hak atau prinsip-prinsip hukum. Tapi mungkin karena negara-negara di mana sistem autopsi adalah sistem kepolisian memiliki budaya yang dapat menghambat pencarian kebenaran," imbuhnya.
(*)