GridHot.ID - Salah satu pemandangan menarik menghiasi perhelatan MotoGP Mandalika 2022 hari ini, Minggu (20/3/2022).
Melansir Tribunnews.com, pemandangan menarik yang dimaksud soal keberadaan pawang hujan MotoGP Mandalika yang viral di jagat media sosial.
Ialah Rara Istiati Wulandari yang mendapatkan amanah untuk bisa membantu kesuksesan MotoGP Mandalika lewat pawang hujan.
Perempuan yang lahir di Papua, lalu besar di Yogyakarta, dan tinggal di Bali tersebut seakan menampilkan hal tak biasa di panggung MotoGP.
Rara terlihat melakukan ritual tertentu saat Sirkuit Mandalika diguyur hujan deras ketika ingin menggelar MotoGP.
Di depan area paddock pembalap, Rara tampak percaya diri saat beraksi untuk meredakan hujan agar balapan segera bisa dimulai.
Setelah tertunda selama satu jam, akhirnya balapan bisa dimulai usai hujan telah reda.
Balapan utama MotoGP Mandalika 2022 pun akhirnya dimenangkan pembalap KTM, Miguel Oliviera.
Dilansir dari Surya.co.id, bukan menggunakan pawang hujan, TNI AU mengerahkan pesawat andalannya untuk mengendalikan cuaca saat gelaran MotoGP Mandalika 2022.
TNI AU menerjunkan pesawat Cassa 212-200 untuk melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).
Melansir dari instagram @militer.udara, TNI AU dan Badan Riset & Inovasi Nasional (BRIN) melaksanakan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC), di kawasan Sirkuit Mandalika, Nusa Tenggara Barat (NTB), Jumat (18/2/2022).
Operasi TMC yang menggunakan Pesawat Cassa 212-200 dari Skadron Udara 4 Lanud Abdulrahman Saleh Malang, dimaksudkan untuk mengantisipasi terjadinya curah hujan tinggi di sirkuit Mandalika yang dapat mengganggu jalannya gelaran MotoGP.
Selama beberapa hari ke depan, pesawat Cassa 212 - 200 melakukan penyemaian garam (NaCl) pada awan potensial hujan yang bergerak menuju Mandalika.
Melalui operasi ini, diharapkan dapat mempercepat proses terjadinya hujan sebelum awan tersebut mencapai sirkuit Mandalika.
Melansir dari Wikipedia, CASA C-212 Aviocar adalah sebuah pesawat penumpang sipil (airliner) berukuran sedang bermesin turboprop yang dirancang dan diproduksi di Spanyol untuk kegunaan sipil dan militer.
Pesawat jenis ini juga telah diproduksi di Indonesia di bawah lisensi oleh PT. Dirgantara Indonesia.
Bahkan pada bulan Januari 2008, EADS CASA memutuskan untuk memindahkan seluruh fasilitas produksi C-212 ke PT. Dirgantara Indonesia di Bandung.
PT. Dirgantara Indonesia adalah satu-satunya perusahaan pesawat yang mempunyai lisensi untuk membuat pesawat jenis ini di luar pabrik pembuat utamanya.
Ada beberapa varian C-212, mereka adalah:
Seri 100
Seri 200
Versi lebih panjang dengan mesin baru diperkenalkan pada tahun 1979. CASA C-212-200 juga populer sebagai pesawat skydiving, dikenal karena mempunyai kapasitas besar, menanjak dengan cepat dan pintu keluar belakang yang besar.
C-212 seri 200M - versi militer; dikenal juga dengan nama T-12D di Spanyol dan Tp 89 untuk Angkatan Udara Swedia. Spesialis ASW dan maritime patrol aircraft juga diproduksi untuk versi ini.
NC-212-200 - C-212-200 - dibuat di bawah lisensi oleh PT. Dirgantara Indonesia.
Seri 300
Versi produksi standar mulai dari tahun 1987. Dilengkapi winglet untuk performa lebih baik.
Ciri-ciri umum:
Kru: Dua pilot
Kapasitas: sampai 20 pasukan, 12 liter, atau kargo 2.820 kg
Panjang: 16,15 m
Bentang sayap: 20,28 m
Tinggi: 6,60 m
Area sayap: 41 m²
Berat kosong: 4.400 kg
Berat isi: kg ( kg)
Maksimum Takeoff (MTOW): 8.000 kg
Tenaga Penggerak: 2x Garrett AiResearch TPE-331-10R-513C, masing-masing 690 kW (925 shp)
(*)
Source | : | Tribunnews.com,Surya.co.id |
Penulis | : | Desy Kurniasari |
Editor | : | Desy Kurniasari |
Komentar