GridHot.ID - Rusia telah mengultimatum Ukraina untuk menyerahkan Kota Meriupol.
Rusia juga mendesak pasukan Ukraina untuk meletakkan senjata.
Namun demikian, melansir Kontan.co.id, hingga Senin (21/3/2022), Ukraina masih menolak untuk menyerahkan Kota Mariupol meski kota itu terncam menghadapi bencana kemanusiaan yang parah.
Wakil Perdana Menteri Ukraina, Iryna Vereshchuk, pada Senin pagi menegaskan bahwa tidak akan pernah ada pertanyaan tentang penyerahan atau peletakan senjata.
Sementara itu, melansir themirror.co.uk, tentara Rusia yang ditangkap di Ukraina akan dikebiri oleh tenaga medis yang ditempatkan di daerah perang.
Pemilik rumah sakit bergerak di zona perang di Ukraina timur telah menginstruksikan dokternya untuk "mengebiri tentara Rusia yang ditangkap".
Kebijakan tersebut terjadi ketika Ukraina mengatakan tidak akan menerima ultimatum dari Presiden Rusia Vladimir Putin agar Ukraina mundur dari Mariupol yang telah terkepung.
Dokter Gennadiy Druzenko (49), pemilik rumah sakit tersebut, mengatakan kepada saluran Ukraina-24 tentang tawanan perang militer Rusia.
"Saya selalu menjadi seorang humanis yang hebat dan mengatakan bahwa jika seorang pria terluka, dia bukan lagi musuh tetapi seorang pasien," kata Gennadiy Druzenko.
"Tapi sekarang [saya memberi] perintah yang sangat ketat untuk mengebiri semua [orang Rusia yang ditangkap], karena mereka adalah kecoak, bukan manusia," sambungnya.
Diketahui dari Reuters, Mariupol telah merasakan beberapa pemboman terberat sejak invasi Rusia ke Ukraina dimulai pada 24 Februari lalu.
Source | : | Reuters,The Mirror,Kontan.co.id |
Penulis | : | Siti Nur Qasanah |
Editor | : | Siti Nur Qasanah |
Komentar