"Dua juta kalikan harga produk yang mulai dari Rp 50.000 – Rp 150.000, paket Rp 300.000. Anggap saja Rp 300.000 kali dua juta, itu Rp 600 miliar per bulan," ucap Juragan 99,Kamis (24/3/2022).
Dengan kesuksesannya ini, Shandy Purnamasari menceritakan kembali bagaimana ia bisa mendirikan MS Glow bersama suaminya.“Di awal perjalanan 2013, saya sekadar menjual produk kecantikan dari seorang dokter," ujar Shandy Purnamasari, Kamis (24/3/2022).
"Dua tahun berselang, saya berhasil merilis brand MS Glow bermodalkan investasi pribadi yang saya kumpulkan dari hasil berjualan online," imbuhnya, Kamis (24/3/2022).
Meski demikian,Shandy Purnamasari mengaku bahwa dirinya tetap berusaha untuk memperluas pasar penjualan produk skincareya itu.
Dikutip GridHot.ID dari TribunJakarta.com,Shandy Purnamasari menambahkan, para konsumen ditawarkan untuk menjual kembali produk-produk MS Glow dengan harga khusus.
Strategi itu berhasil menggaet 3 ribu orang menjadi resellerMS Glow.
"Sebagai contoh, banyak ibu-ibu yang tidak bisa mengakses media sosial sehingga mereka perlu datang ke toko offline. Jadi, memang online dan offline penting untuk diintegrasikan," ujar Shandy Purnamasari, Kamis (24/3/2022).
"Kami sadar, kami harus mengintegrasikan online dengan offline karena tidak semua target konsumen dapat mengakses salah satu saluran ini saja," tutur Shandy Purnamasari,Kamis (24/3/2022).
Sementara, dalam kesempatan itu, Gilang Widya Pramana pun turutangkat bicara terkait isu miring soal pabrik MS Glow yang didirikan tanpa izin.
Ia memastikan pabrik itu bukan pabrikMS Glow, melainkan PT Kosmepack yang bergerak di bidang industri kemasan.
"Tanah itu sebenarnya sudah dari tahun 1998, punya orang, sudah berdiri sebuah bangunan. Kita baru membelinya tahun 2021, kita bangun untuk menjadi sebuah pabrik kemasan," jelas Gilang Widya Pramana, Kamis (24/3/2022). (*)