GridHot.ID - Ayu Ting Ting tampaknya terus menjadi sorotan.
Melansir Grid.id, bertahun-tahun berkecimpung di dunia hiburan, Ayu Ting Ting pasti paham betul dengan segala konsekuensinya sebagai artis.
Berprofesi sebagai selebritis, kehidupan Ayu Ting Ting tidak akan pernah bisa lepas dari sorotan publik.
Selalu saja ada hal yang dikulik dari Ayu Ting Ting.
Kinisosok ini malah terang-terangan melarang keras Ayu Ting Ting untuk terjun ke dunia politik.
Diketahui saat ini dunia politik sudah ramai dengan wajah-wajah artis yang banting setir menjadi politikus.
Baik mereka yang sudah senior maupun yang masih muda, banyak yang terjun ke Senayan.
Dilansir dari Sripoku.com, namun, mantan menteri RI ini malah melarang keras Ayu Ting Ting untuk terjun ke dunia politik.
Siapakah dia ? Dia adalah Zulkifli Hasan.
Mantan Menteri Kehutanan RI peiode 2009-2014 itu mendadak memberikan wejangan soal dunia politik.
Dengan pamor yang dimiliki Ayu Ting Ting, begitu mudah bila dirinya ingin dipilih menjadi seorang anggota dewan.
Tapi, Zulkifli Hasan punya alasan sendiri melarang Ayu Ting Ting untuk menjadi politikus muda.
"Udah pokoknya jangan, gak cocok," tegas Zulkifli Hasan.
Zulkifli Hasan mengatakan, hal serupa juga diberlakukan bagi anak-anaknya.
Zulkifli Hasan malah mengarahkan anak-anaknya sebagai pengusaha dibandingkan sebagai politikus.
"Saya ndak setuju jadi politisi, mending dia jadi pengusaha. Tapi kalau sudah 40 tahunan baru terjun ke politik. Kalau sudah mapan dan cukup untuk keluarganya ya silakan. Saya aja 42 tahun baru masuk politik jadi menteri. Sudah matang, anak-anak jalankan usaha, istri ngerestui terjun ke politik," jelasnya.
Profil Zulkifli Hasan
Dr.(HC). H. Zulkifli Hasan, SE, MM. (lahir 17 Mei 1962) adalah politikus Indonesia dan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) periode 2014–2019.
Sebelumnya, ia menjabat sebagai Menteri Kehutanan Republik Indonesia menggantikan Malem Sambat Kaban, yaitu sejak 22 Oktober 2009 hingga 1 Oktober 2014.
Pada masa jabatannya sebagai Menhut RI, ia telah dua kali menerima gelar Doktor Kehormatan (Honoris Causa), yaitu yang pertama untuk bidang Administrasi Publik dari Sejong University (Seoul, Korea) dan yang kedua untuk bidang Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) dari Universitas Negeri Semarang (Semarang, Indonesia).
Selama tahun 2004–2009, ia berkiprah di lembaga legislatif sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) dan selama tahun 2005–2010, ia memegang jabatan internal partai sebagai Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN).
Zulkifli Hasan menyelesaikan pendidikan menengah atas di SMA Negeri 53 Jakarta pada tahun 1982.
Selanjutnya, ia mengambil program sarjana di Fakultas Ekonomi Universitas Krisnadwipayana dan mendapat gelar Sarjana Ekonomi pada tahun 1996.
Ia kemudian mengambil program pasca sarjana di Sekolah Tinggi Manajemen PPM dan mendapat gelar Magister Manajemen pada tahun 2003.
Di awal masa jabatannya sebagai Ketua MPR RI, ia mengemban tugas menyelenggarakan pelantikan presiden-wakil presiden untuk masa pemerintahan 2014–2019 di tengah situasi politik yang penuh ketegangan.
Dalam persiapan jelang pelantikan tersebut, dirinya berkomitmen untuk dapat menyelenggarakan pelantikan dengan baik dan akan mengupayakan kehadiran semua pihak, termasuk Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa selaku calon presiden dan calon wakil presiden yang menjadi pesaing pasangan pemenang, Joko Widodo dan Jusuf Kalla.
Ia berhasil melaksanakan tugasnya itu dengan baik dan pelantikan berlangsung damai.
Kehidupan Pribadi
Zulkifli Hasan, lahir dari pasangan Hasan dan Siti Zaenab.
Keluarganya memperoleh penghidupan dengan bertani. Semasa kecilnya, ia hidup dalam kesulitan ekonomi di daerah Lampung Selatan,ia pun sudah dididik untuk bekerja keras dengan berjualan telur.
Saat ia baru tamat SD, tepat berusia 13 tahun, ia dan ayahnya dari Desa Pisang, Penengahan merantau ke Tanjungkarang. Disana, ia didaftarkan di Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN) oleh ayahnya, walaupun hal tersebut bertolak belakang dengan keinginannya.
Masa kecil pria yang akrab disapa Zul atau Bang Zul ini banyak dihabiskan di kampung halamannya, itu sebabnya kedekatan emosionalnya dengan masyarakat disana masih erat.
Selama menempuh pendidikan di PGAN, Zul menetap indekos.
Saat memasuki akhir tahun ajaran baru bagi sekolah umum, tepatnya pada tahun keempatnya di PGAN, Zul memilih untuk berhenti. Tanpa sepengetahuan orang tua, Zulkifli mengikuti ujian Madrasah Tsanawiah dan lulus. Ia kemudian tidak melanjutkan studinya di PGAN melainkan mendaftarkan diri di SMAN Tanjungkarang dan diterima.
Hingga pada bulan keempat, ayahnya mengetahui perbuatannya dan memaksanya keluar dari sekolah. Akhirnya, berbekal izin dan sedikit uang dari ibunya, Zul memutuskan untuk pergi merantau ke Jakarta. (*)