"Saya kaget kok ramai, takutnya lari ke mana-mana. Tetapi, saya punya tagline hidup, 'jangan takut berbuat baik'," kata Joko, saat dihubungi Kompas.com melalui ponsel, Sabtu (16/4/2022).
Joko tidak berharap apa pun atas pembangunan jalan yang telah menghabiskan anggaran pribadinya.
Dari sisi positif, semua berangkat dari keprihatinan serta atas dasar rasa kemanusiaan.
Sisanya sedikit amarah karena lamanya kerusakan jalan tidak juga mendapat sentuhan dan perhatian dari pemerintah.
Joko menyebutkan, upaya perbaikan jalan memang sudah sepantasnya ia wujudkan lantaran ia diberi kesempatan memiliki rezeki yang lebih.
"Setiap tahun saat mau Lebaran, habis ratusan juta untuk uruk jalan di kampung halaman. Kami juga sudah mengajukan perbaikan. Akhirnya karena kelamaan, ya sudah saya bangun. Saya nyesel kok tidak dari dulu saya ambil sendiri. Walau terlambat, syukur alhamdulillah masih diberi kesempatan berbuat baik," tutur bapak tiga anak yang berdomisili di Bandung ini.
Penuturan kakak kandung Joko selaku Kepala Desa Jetis, Suharnanik, yang menyebut bahwa adik kandungnya tersebut sudah terbiasa bersedekah, kembali membuat Joko kikuk.
Saat ditanya apakah benar Joko sebelumnya sudah pernah memperbaiki kerusakan jalan serupa di wilayah Jabar dengan kantong pribadinya, termasuk mendanai pembangunan puluhan Masjid di Jabar, ia mengamini.
Namun, ia tidak ingin diulas lebih dalam.
"Iya, bangun jalan di Kabupaten Bandung, Cicalengka, Subang, dan bangun 30 masjid di Jabar. Tapi, sudah enggak apa-apalah, jangan dibesar-besarkan. Intinya, sebagai manusia kita harus berbagi," pungkas bos industri properti di Bandung ini. (*)