Gridhot.ID - Alien memang masih menjadi misteri yang belum terpecahkan.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com, para ilmuwan terus menduga adanya mahluk selain manusia di alam semesta ini.
Bahkan NASA juga sudah beberapa kali berusaha membuat komunikasi di luar angkasa untuk bisa membongkar misteri ini.
Namun Anders Sandberg, ilmuwan Universitas Oxford di Inggris memperingatkan upaya yang dilakukan oleh Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat alias NASA berpotensi membahayakan kehidupan manusia di muka bumi.
Dikutip Gridhot dari Tribun WOW, Anders yang juga berprofesi sebagai peneliti menyoroti rencana NASA yang ingin mengirimkan informasi mendetail seputar kehidupan di bumi ke luar angkasa.
Rencana yang dinamakan “Beacon in the Galaxy (suar di galaksi)” (BITG) bertujuan untuk menyapa peradaban di luar bumi alias di luar angkasa.
Informasi yang nantinya akan dikirimkan ke luar angkasa ini meliputi isi mahkluk hidup di bumi, gambar manusia, dan undangan kepada alien untuk merespons balik.
Anders menyayangkan banyak pihak yang menganggap hal ini sebagai lelucon.
"Banyak orang menolak untuk menanggapinya secara serius, yang mana sangat disayangkan karena ini adalah hal penting," ujarnya.
Aksi NASA ini dinilai Anders dapat berbahaya apabila alien yang menerima pesan tersebut tidak bersikap ramah alias agresif.
Diketahui, informasi tentang bumi dikirimkan oleh NASA melalui sinyal radio khusus lewat fasilitas teleskop Allen milik Institut SETI di California.
Kemudian menggunakan perangkat FAST (Five-hundred-meter Aperture Spherical Radio Telescope).
Sebelumnya, NASA sempat merilis video pertama dan foto berwarna dari Perseverance yang mendarat di Mars pada Senin (22/2/2021), disertai dengan rekaman suara pertama dari permukaan Mars.
Mengutip Al Jazeera, video yang diputar pada konferensi pers menunjukkan pesawat luar angkasa itu meledakkan tanah merah saat mendarat di permukaan Mars pada 18 Februari 2021.
Pendaratan mengikuti urutan yang digambarkan staf NASA berjalan sesuai rencana, termasuk sejumlah kecil goyang bolak-balik dan pelambatan mesin.
Pesawat penjelajah ini melakukan perjalanan melalui ruang angkasa selama hampir tujuh bulan, menempuh jarak 472 juta kilometer sebelum mendarat dengan selamat di Mars pada kecepatan 19.000 kilometer/jam (12.000 mph).
Al Chen, insinyur sistem di grup Entry, Descent and Landing Systems and Advanced Technologies di Jet Propulsion Laboratory NASA buka suara.
"Kita bisa menghabiskan waktu sepanjang hari untuk melihat gambar-gambar itu," kata Chen.
Chen menerangkan data yang didapat dari Mars memberikan "harta karun yang kaya" berupa gambar dan suara dari permukaan planet merah.
Penonton didorong untuk menonton video dengan kecepatan lambat untuk mengamati detail ini.
Suara-suara yang direkam oleh penjelajah tersebut menampilkan pemandangan planet yang terpencil.
Video juga menampilkan hembusan angin Mars yang kuat dan sedikit hal lainnya.
Ini penjelajah sains Mars kelima milik NASA dan merupakan laboratorium astrobiologi paling canggih yang pernah dikirim ke planet asing.
Ada 49 misi ke Mars sejak 1960 oleh sembilan negara.
Rover dan program yang menyertainya menelan biaya 2,7 miliar dolar Amerika dan membutuhkan waktu dua tahun untuk dikembangkan
(*)