Sand sebelumnya mengatakan Tangmo sedang memegang kakinya saat dia mencoba untuk buang air kecil dari bagian belakang speedboat, ketika kapal itu meluncur dan Sand 'mengguncang' kakinya agar tidak jatuh ke air bersama Tangmo.
Sejak itu, polisi menganggap cerita buang air kecil itu sebagai kebohongan.
Tentang kasus Tangmo Nida yang berlarut-larut, Sand mengaku tidak khawatir dengan penundaan polisi, dia hanya merasa bosan dan ingin menjalani kehidupannya seperti biasa.
Setelah pemeriksaan kedua yang dilakukan 17 April 2022, Sand untuk ketiga kalinya akan kembali menjalani pemeriksaan di kantor polisi, tepatnya pada 26 April 2022.
Bulan lalu polisi mengatakan klaim dari lima saksi memiliki rincian yang bertentangan dan mereka semua dapat didakwa memberikan pernyataan palsu.
Sementara itu, majelis senat merekomendasikan para saksi untuk menjalani tes poligraf.
Pada awal penyelidikan, polisi mendakwa Tanupat Lerttaweewit 'Por' dan Phaiboon Trikanjananun 'Robert', pemilik kapal dan temannya, mengoperasikan kapal tanpa izin dan kelalaian yang menyebabkan kematian.
Mereka kini juga didakwa memberikan pernyataan palsu dan penghancuran barang bukti.
Sebelumnya, manajer Tangmo Nida, Gatick telah membuat pengakuan tentang pernyataan palsu yang selama ini dibuatnya.
Gatick kemudian didakwa memberikan pernyataan palsu kepada polisi yang dapat menyebabkan kerugian pada orang lain.
Kasus kematian Tangmo Nida sampai saat ini masih dalam penyelidikan setelah sebelumnya sempat dilakukan autopsi ulang.