Pesulap tradisional tersebut dikenal karena sering mengucapkan kalimat 'dibantu ya, bimsalabim jadi apa, prok-prok-prok'.
Sebagai pesulap tradisional, Pak Tarno memiliki gelar fenomenal yang hanya dimilikinya seorang diri.
Gelar itu didapat Pak Tarno saat mengikuti ajang pencarian bakat The Master Musim Ketiga yang diselenggarakan pada tahun 2009.
Pak Tarno dianugerahi gelar 'Master of Traditional Magic' oleh Deddy Corbuzier.
Karier
Ayahnya meninggal dunia, sedangkan ibunya pergi meninggalkannya karena berselingkuh dengan laki-laki yang berasal dari luar desa tempat ia berasal.
Karena tidak mampu membeli beras, ia hanya bisa makan jagung. Pada umur 10 tahun, dirinya nekat merantau ke Jakarta sendirian.
Karena tidak punya cukup uang, pada awal tahun 1970-an, ia pergi dengan menumpangi kereta barang pengangkut kayu dan sapi yang transit di Stasiun Losari.
Di Jakarta, Pak Tarno bekerja sebagai penjual minyak tanah keliling, kemudian beralih bekerja sebagai penjual martabak keliling.
Ketika berjualan martabak, ia mempunyai trik untuk menarik anak-anak supaya membeli dagangannya, yakni mempertunjukkan sulap setelah dagangannya habis.
Ketika Pak Tarno berjualan di suatu sekolah, ia melakukan sulap dan ada seorang guru dari sekolah tersebut yang melihat aksinya.