Keputusannya untuk kembali ke NKRI itu, katanya, setelah ia mendapatkan banyak masukan selama menunaikan tugasnya sebagai Menlu ala TPNPB-OPM.
Ikhwal keputusannya itu, ungkap Nich Messet, demikian ia biasa disapa, berawal dari perjumpaannya dengan sejumlah diplomat di luar negeri.
Dalam setiap pertemuan, para pihak itu menyatakan kepadanya bahwa percuma ia berjuang untuk mengibarkan bintang kejora di Papua.
Sebab semua itu akan sia-sia adanya. Perjuangan tersebut tak akan membuahkan hasil, karena dunia internasional tahu Papua itu merupakan bagian dari wilayah NKRI.
Hingga suatu waktu, ungkap Cinch Messet, ia menjumpai seorang ahli nujum yang sangat tersohor di luar negeri.
Pada saat itu, katanya, ahli nujum itu menyampaikan kepadanya tentang perjuangan yang sia-sia untuk memerdekakan Papua.
Sejak itulah ia sadar akan kekhilafannya dan langsung menyatakan tekad untuk kembali ke pangkuan NKRI.
Makanya pada tahun 2007 silam, katanya, ia berhenti dari jabatannya sebagai Menlu TPNPB_OPM dan langsung menemui Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di ruang kerjanya.
"Sebagai Menlu TPNPB-OPM, yang saya kerjakan, adalah bergerak dari satu negara ke negara lainnya untuk menggalang dukungan," ungkap Nich Messet.
Bertahun-tahun, katanya, ia hidup di luar negeri untuk pekerjaan itu, yakni menggalang dukungan untuk Papua merdeka.
Akan tetapi, katanya, semua upaya yang dilakukan, sia-sia. Tak satu negara pun di Eropa yang merespon perjuangannya.