GridHot.ID - Kelompok Kriminal Senjata (KKB) Papua masih eksis sampai saat ini.
Kelompok separatis yang menginginkan kemerdekaan Papua itu terus menebar aksi teror kepada aparat TNI-Polri dan warga sipil.
Mereka menembaki aparat TNI-Polri dan warga sipil tanpa pandang bulu.
Dilansir dari Kompas.com, kelompok Buaya (B) di bawah komando KKB pimpinan Lekagak Telenggen diduga menjadi pelaku penembakan sopir truk Nober Palintin (31) yang tewas di Distrik Gome, Kabupaten Puncak, Papua, pada 11 Mei 2022.
Direskrimum Polda Papua Kombes Faizal Ramadhani menyebut Buaya sebagai sosok yang bertanggung jawab atas kejadian tersebut.
"Sangat mungkin pelaku penembakannya NM, atas perintah B," ujar Faizal di Jayapura, Kamis (11/5/2022).
Jika ada kejadian penembakan, banyak yang bertanya-tanya, darimana KKB mendapatkan senjata? Lalu apa jenis senjata yang mereka gunakan?
Dilansir dari Pos Kupang, konon kabarnya KKB menggunakan senjata yang diproduksi oleh tiga negara, yakni Amerika Serikat (AS), Austria, dan Filipina.
Dari sebuah video viral, terungkap bahwa jenis senjata api yang digunakan KKB adalah AK-47 dan M-16.
Dua senjata itu biasa digunakan oleh militer AS.
Selain itu, ada juga jenis senjata api canggih lainnya yang diproduksi negara Austria.
Senjata Austria tersebut dilengkapi dengan teropong jarak jauh dan mampu menembak tepat sasaran hingga pada jarak 500 meter.
Lantas, bagaimana cara KKB mendapatkan senjata?
Adakah jalur penyelundupan yang hingga kini tak mampu dideteksi aparat TNI-Polri?
Dari video yang beredar, terkuak bahwa diam-diam KKB punya jalur tikus untuk mendapatkan senjata.
Jalur itu melalui dua pintu utama. Pintu pertama berada di tapal batas antara Indonesia dan Papua Nugini atau PNG.
Sementara pintu kedua berada di Sorong. Pada jalur ini, awak KKB memasok senjata melalui Maluku.
Dari Maluku, senjata api dibawa ke Papua melalui Sorong. Jadi, Sorong sebagai pintu masuk pengadaan ilegal senjata api untuk KKB.
Terbongkar juga modus yang menyebutkan bahwa Sorong bukan hanya titik simpul distribusi senjata api dari Maluku, tetapi juga senjata api yang didatangkan dari Filipina.
Mungkin karena lancarnya pasokan senjata tersebut, sehingga sampai saat ini KKB tetap eksis dalam melancarkan aksi brutalnya.
Masih dari video yang viral itu, terungkap pula jalur jalan tikus yang dilalui KKB tanpa bisa dipantau TNI-Polri.
Konon kabarnya, jalan itu sulit dilacak. Karena orang yang ditugaskan membawa senjata hingga ke markas KKB, bukan sembarang orang.
Orang-orang tersebut memiliki kemampuan khusus sehingga jejak kakinya tak dapat diendus oleh siapa pun.
Mengenai senjata api buatan Austria yang kini ada di tangan KKB, terbetik kabar, bahwa senjata tersebut merupakan hasil rampasan.
Senjata itu dirampas dari salah satu anggota Brimob yang ditembak mati pada tahun 2015 silam.
Senjata ini mampu menjangkau jarak hingga 500 meter jauhnya. Bahkan tembakannya pun terbilang jarang meleset.
Andaikata senjata tersebut dipegang oleh sniper KKB, misalnya, maka prajurit TNI-Polri hendaknya lebih waspada.
Sebab bukan mustahil kalau sang sniper KKB akan sesuka hati membidik lawan, kapan pun dan dimana pun.
Dalam konteks yang demikian, maka sangat tepat jika upaya memberangus KKB, perlu dilakukan secara maksimal.
Selain dengan cara memberikan tindakan tegas terukur, tapi juga dengan upaya persuasif, walau itu bukan hal yang mudah.
Pemasok Senjata Api (Senpi) Berhasil Diidentifikasi
Setelah susah payah mencari jejak oknum yang memasok senjata untuk KKB, akhirnya aparat TNI-Polri berhasil mengungkap identitas oknum tersebut.
Ternyata yang memasok senjata api ke Papua, salah satunya adalah Pniel Kogeya.
Bahkan untuk kepentingan KKB, Pniel Kogeya rela merogoh koceknya dalam-dalam hingga 1,5 miliar rupiah.
Sementara rute penyelundupan senjata api tersebut, yakni Amerika Serikat-Filpina-Maluku Utara-Sorong.
Meski akurasi data tentang jalur perdagangan senjata itu sulit terungkap, namun kemungkinan itu benar adanya.
Karena selama ini, jalur laut merupakan rute yang selalu digunakan dalam penyelundupan tersebut.
Beberapa waktu lalu TNI-Polri juga berhasil menangkap seorang pria berkulit putih yang diduga sebagai pelatih perang KKB.
Pria berkebangsaan asing itu masuk ke Papua diantar langsung oleh pesawat asing.
Pesawat itu tak hanya mengantar pria tersebut, tetapi juga mengangkut beberapa peti senjata api.
Belum diketahui dari mana pesawat penyelundup senjata api masuk ke Papua.
Tapi saat tiba di hutan Papua, sejumlah personel KKB telah menanti sehingga senjata api itu langsung didistribusikan kepada para awak KKB.
(*)
Source | : | Kompas.com,Pos-kupang.com |
Penulis | : | Siti Nur Qasanah |
Editor | : | Siti Nur Qasanah |
Komentar