Berdasarkan penuturan keluarga di Swiss, kata Elpi, sebelum Eril memutuskan berenang ia sempat mengobservasi kondisi sungai.
Sebab, lanjut Elpi, Eril dikenal aktif berolahraga, bisa berenang bahkan memiliki sertifikat menyelam.
Eril juga dikenal sebagai figur yang mandiri dan penuh tanggung jawab.
"Jadi, sebelum melakukan kegiatan berenang, Eril memastikan titik aman. Beberapa titik diperhatikan, bahkan titik jembatan langsung dicoret karena dirasa tidak aman. Dan dia memastikan titik turunnya yang ada tangga, jadi survei beberapa titik," ujar Elpi.
"Dari sisi kesiapan, Eril merupakan pemuda yang rajin olahraga, bisa berenang, punya sertifikan diving, punya kemampuan menilai dan mengukur arus. Sehingga hal tadi diperhatikan," ungkap dia.
Bahkan dari semua rombongan, Eril hanya mengizinkan 3 orang yang bisa turun ke sungai dengan pertimbangan kondisi fisik.
"Bahkan dari informasi keluarga, beliau memastikan siapa saja yang layak turun. Eril mengatur yang boleh turun hanya tiga orang, karena dia melihat kesiapan," ucap dia.
Elpi mengatakan, saat berenang, Eril beradai di posisi paling akhir untuk memastikan keselamatan kerabat yang ikut berenang.
"Kami yakin rasa tanggung jawab beliau dan insting beliau yang memutuskan mengambil posisi paling belakang karena ingin memastikan semua dalam posisi safety," ujar Elpi.
Namun, debit air yang cenderung tinggi membuat kondisi arus lebih kuat dari biasanya.
"Karena berdasarkan informasi keluarga, kebetulan di hari itu debit air relatif lebih tinggi dari hari sekarang. Itu yang mungkin ada situasi yang qodarullah di luar jangkauan ukuran manusia yang bisa diantisipasi," papar dia.
"Meski demikian, kami memahami kami hanya bisa bersyukur dan bersabar atas apa yang Allah tetapkan," ujar dia
Adapun saat Eril dilaporkan hilang, Ridwan Kamil tengah melakukan perjalanan dinas di Inggris bersama delegasi Pemprov Jabar.
Ridwan Kamil langsung menyusul ke Swiss setelah mendapatkan kabar tersebut.
(*)
Penulis | : | Candra Mega Sari |
Editor | : | Candra Mega Sari |
Komentar