Seperti dilansir dari Tribun Papua dalam artikel 'Yanto Eluay: Status Politik Papua di NKRI Sudah Final, Jangan Buat Gerakan Tambahan!'.
Yanto yang merupakan anak dari mantan ketua Presidium Dewan Papua, Dortheys Hiyo Eluay memegaskan, siapapun dia tidak tidak dapat mengubah semuanya.
"Saya tegaskan, yang mempunyai kewenangan untuk berbicara status politik Papua adalah tokoh adat karena merekalah sebagai pemilik hak wilayah dan masyarakat adat di Papua,” tegas Yanto.
Yanto juga sempat menyinggung gerakan-gerakan Papua Merdeka seperti OPM dan KKB Papua.
“Saya sampaikan ini supaya jelas. Jadi siapapun dia yang masih membuat gerakan-gerakan Papua merdeka dan mau melepaskan Papua dari NKRI maka saya minta, kalau sebagai anak adat, tolong hargai apa yang telah dilakukan tokoh-tokoh adat pada 1969 silam.”
"Tidak boleh ada aksi di wilayah adat kami di Kabupaten Jayapura, dan bagi mahasiswa, intelektual, LMS, TPNPB OPM, dan lain sebagainya yang tidak mempunyai kapasitas adat, saya minta hentikan aksi-aksi tersebut, sebab kalian harus tau sejarah bahwa status Papua didalam NKRI sudah final," pungkasnya.
Kecam Keberingasan KKB Papua
Sebelumnya, Yanto Eluay juga pernah mengecam keberingasan KKB Papua.
Yanto dengan tegas menyebut aksi keji Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kabupaten Puncak, telah mencoreng wajah masyarakat adat Papua.
Seperti diketahui, KKB Papua melakukan serangkai kekejaman terhadap masyarakat dengan membunuh dua guru, seorang tukang ojek, seorang siswa SMA di Kabupaten Puncak, Papua.
Yanto mengatakan kekejaman yang dilakukan KKB Papua tersebut melanggar norma adat dan mencoreng wajah adat.