Gridhot.ID - Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua kerap beraksi di wilayah pegunungan di Papua.
Beberapa kabupaten yang sampai saat ini rawan aksi KKB seperti Puncak, Yahukimo, Nduga dan Intan Jaya.
Mengutip Pos-Kupang.com, anggota KKB Papua kembali membuat ulah dan menimbulkan korban jiwa.
Saking marahnya, warga yang bermukim di pedalaman Papua mengusir anggota KKB agar segera tinggalkan kampung halamannya.
Kasus pengusiran anggota KKB itu terungkap dari sebuah video yang beredar luas di jagat maya.
Disebutkan bahwa anggota KKB tiba-tiba menembak mati seorang warga sipil di wilayah Kabupaten Puncak, Papua.
Korban tembakan itu adalah anak seorang kepala suku yang sangat dihormati di wilayah tersebut.
Usai melancarkan aksinya, anggota KKB lantas membusungkan dada. Ia merasa jadi sosok yang paling ditakuti warga setempat.
Belakangan terungkap anggota KKB itu bernama Kalenak Murib. Ia anak buah dari Lekagak Telenggen.
Seusai membunuh warga pedalaman, Kalenak Murib kemudian menebar ancaman baru.
Melalui media sosial terungkap ancaman Kalenak Murib ditujukan kepada Bupati Puncak, Willem Wandik.
Kalenak mengancam akan membunuh Bupati Puncak bersama para kepala dinas di kabupaten tersebut.
Ancaman pembunuhan itu dilontarkannya selang sehari setelah Kalenak membunuh anak seorang kepala suku.
Seakan menunjukkan kehebatannya, Kalenak juga menyatakan akan menembak mati para aparatur sipil negara (ASN) di daerah itu.
"Saya akan menembak mati semua ASN di Kabupaten Puncak," ancam Kalenak dalam video viral.
"Saya juga akan menembak mati bupati kalau tidak mendukung perjuangan Papua merdeka," ucap Kalenak.
Tatkala ancaman ke Bupati Willem Wandik itu beredar luas, politisi Partai Demokrat itu angkat bicara.
Willem menyatakan, KKB merupakan gerombolan yang hanya mengatasnamakan kemerdekaan Papua untuk memuluskan tindakannya.
Sebab, katanya, saat ini KKB bukan lagi organisasi yang memperjuangkan kemerdekaan Papua sebagaimana yang didengungkan selama ini.
KKB telah dijadikan sebagai wadah untuk melakukan berbagai tindakan kriminal dengan mengatasnamakan Papua merdeka.
Dengan demikian, Willem meminta TNI-Polri lebih tegas memberikan tindakan kepada kelompok tersebut.
Pernyataan Willem bukan tanpa dasar. Ia mengungkapkan itu setelah bertemu Nikolas Hababa, ayahanda dari korban tembakan.
Kepada Willem, keluarga korban menyatakan bahwa Nikolas Hababa telah mengusir Kalenak keluar dari kampung tersebut.
"Ko keluar dari sini," ucap Willem mengulangi pernyataan Nikolas Hababa saat menghardik Kelenak, Kamis (2/6/2022).
"Biar kami keluar semua dari sini, supaya ko yang tinggal sendiri di sini," tambah Willem menirukan ucapan Nikolas Hababa.
Menurutnya, saat ini KKB tak lagi berjuang murni untuk Papua merdeka.
Arah perjuangannya sudah dikotori oleh kepentingan sesaat para anggota yang membaur dalam wadah tersebut.
Buktinya, akhir-akhir ini KKB sering menembak mati warga sendiri (orang asli Papua) dan warga sipil lainnya.
KKB juga menembak mati para aparatur sipil negara (ASN), petugas kesehatan bahkan aparat TNI-Polri.
Oleh karena itu, katanya, aparat TNI-Polri harus lebih tegas. Tangkap semua anggota KKB lalu proseskan secara hukum.
KKB, katanya, adalah kelompok kriminalis yang pantas dibasmi dari tanah Papua. Oleh karena itu, jangan segan-segan memberikan tindakan tegas.
Dari video yang beredar viral tersebut, tak terungkap seperti apa nasib Kalenak Murib saat ini.
Tak diungkapkan pula seperti apa anggota KKB yang sekelompok dengan Kalenak Murib.
Tapi hal yang mengejutkan adalah saat ini KKB banyak merekrut anak-anak kecil untuk dijadikan anggota.
Anak-anak usia sekolah seperti SD, SMP dan SMA direkrut untuk dan atas nama perjuangan Papua merdeka.
"Sekarang ini banyak anak kecil yang direkrut dan mereka sudah memegang senjata sendiri. Ini yang mengerikan," katanya.
Kabarnya perekrutanitu dilakukan secara diam-diam. Umumnya anak-anak yang direkrut tanpa sepengetahuan orang tua.
(*)