Profesor itu mengatakan, kekuatan nuklir tidak dapat digunakan untuk memenangkan perang.
Lebih lanjut, profesor itu menunjukkan contoh di mana kekuatan nuklir telah dipermalukan dalam koflik.
"Faktanya, Perang Dingin membuktikan sebaliknya.
Kekuatan nuklir kalah perang sepanjang waktu.
Siapa yang memenangkan perang antara Amerika Serikat (bersenjata nuklir) dan Vietnam Utara? Vietnam Utara, tentu saja.
Siapa yang memenangkan perang antara Uni Soviet (bersenjata nuklir) dan Afghanistan? Afganistan, tentu saja," tulisnya.
Sang profesor kemudian membandingkan fakta sejarah dengan situasi saat ini di Ukraina.
Dia mengatakan kemenangan Ukraina atas Rusia bisa terjadi, dan itu tidak mengejutkan.
"Kekuatan nuklir memang kalah perang; negara-negara besar sering melakukannya, dan kekuatan kekaisaran akan dipermalukan.
Secara historis, kemenangan Ukraina atas Rusia tidak akan mengejutkan," tulisnya.
Untuk diketahui, invasi Ukraina oleh Rusia telah berlangsung lebih dari 100 hari.