Belum lagi kelompok sparatis itu membuat semacam pos mata-mata pada sejumlah titik yang mengelilingi markas tersebut.
Alhasil, selama ini Markas KKB itu tak diketahui sama sekali. Padahal jarak dari Pos Keamanan yang ditempati TNI Polri, hanya terpaut kurang lebih 20 kilometer jauhnya.
Ditambah dengan medan Papua yang teramat berat, sehingga keberadaan Markas KKB itu belum ditembusi oleh aparat kebanggaan NKRI.
Namun bukan prajurit TNI Polri namanya, kalau hal yang tersembunyi itu, tak dapat dibongkar oleh aparat terdidik dan terlatih milik Indonesia.
Semua itu berawal dari kecurigaan prajurit TNI Polri yang melihat sejumlah warga muka baru tiba-tiba datang ke kampung yang dikawal oleh TNI Polri.
Mulanya kedatangan warga muka baru itu disambut dengan baik oleh TNI Polri. Apalagi mereka tak memperlihatkan gelagat seperti diperlihatkan anggota KKB lain.
Namun jika hari mulai senja, wajah muka baru lainnya ikut datang tetapi bukan untuk tidur tapi menggantikan sesama temannya yang diduga telah kembali ke markas.
Beberapa hari kemudian, warga muka baru itu tak terlihat sama sekali. Mereka sepertinya menghilang dari perkampungan tersebut.
Setelah dilakukan penyelidikan barulah terungkap bahwa warga muka baru itu adalah Anggota KKB yang datang meminta bantuan bahan makanan.
Pada saat itulah seorang warga yang sempat bersenda gurau bersama anggota KKB itu, membongkar sebuah rahasia KKB.
Bahwa selain meminta bantuan, anggota KKB di markas itu terkenal sangat kejam karena tindakan mereka tanpa mengenal ampun.