Namun, Santo menambahkan tidak ada yang tahu nasib seseorang dalam waktu 10 tahun ke depan, bisa jadi salah satu mimpi Wirda bisa terjadi.
"Goal kan adanya di masa depan, ini kan nulis kan saat ini, kalau dinilai saat ini tidak realistis, tapi kita kan nggak tahu dia 10 tahun ke depan berubah jadi apa," kata Santo.
Santo beberkan dilihat dari tulisan Wirda, terdapat 3 aspek yakni intelektual, emosional, serta ambisi yang dimiliki Wirda kurang berimbang.
"Keseimbangan intelektualnya, emosinya, ambisinya saat ini kurang, dari tulisannya kurang match," ungkap Santo.
Santo memberi pernyataan, ambisi yang dimiliki Wirda dalam mencapai mimpinya kurang kuat karena ia melihat cara Wirda menulis huruf G.
"G-nya itu kan nempel, mepet, idealnya kan di bawah garis, tulisan G kakinya pendek, artinya apa ambisinya, semangatnya, spiritnya itu kurang," jelas Santo.
Santo lalu membedah cara Wirda menulis huruf a, e, u, o, terlihat besar dan dominan ketimbang huruf yang lain dinilai Wirda lebih dominan miliki sifat emosi.
Pencapaian mimpi yang dibuat oleh Wirda dengan dilihat cara menulis huruf a, e, u dan o didominasi oleh rasa emosional dari dalam diri Wirda.
"Huruf tengah itu, a, e, u, o jadi nggak punya tiang nggak punya ekor, itu huruf tengah, itu kan gede-gede semua jadi kayak dia dominan emosi artinya apa goalnya ini lebih banyak karena emosi," papar Santo.
Santo menduga Wirda mungkinsedang emosi saat membuat 24 daftar mimpinya lantaran kala itu mendapat penyerangan dari netizen.
"Jadi karena mungkin dia merasa diserang sama netizen emosinya wah, jadi dia ke emosinya, IG Storynya kan reaktif karena emosinya kayak gampang muncul," sambung Santo.