Sebelum membacakan deklarasi menolak OPM, mereka juga menggelar diskusi sejarah integrasi Papua dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Saya punya banyak teman anak asli Papua yang saat ini sedang hidup di luar negeri. Mereka di sana sudah tidak mau sibuk lagi dalam kegiatan kemerdekaan Papua."
"Karena mereka merasa telah merdeka sebagai pribadi masing-masing dan sedang menikmati hidup serta mencoba bersaing dalam perang ekonomi," ujar Ali.
Berikut 4 poin pernyataan sikap menolak OPM di Tanah Papua:
Pimpinan KKB Egianus Kogoya memberikan pernyataan setelah melakukan penyerangan
Kami masyarakat asli Papua dari berbagai komponen masyarakat yaitu komponen adat dan pemuda dengan ini menyatakan :
1. Menolak segala bentuk gerakan separatis di tanah papua, melalui gerakan bersenjata yang telah banyak memakan korban dan meminta aparat keamanan baik itu TNI maupun Polri untuk mengejar dan melakukan penindakan hukum terhadap para pelaku.
2. Mengutuk keras segala aksi kekerasan yang dilakukan oleh kelompok kriminal bersenjata di Papua yang mana terlihat sangat kuno, karena peperangan di era modern ini bukanlah peperangan secara fisik melainkan peperangan secara ekonomi. Di mana setiap daerah berjuang dan berperang untuk meningkatkan perekonomiannya, oleh karena itu kami mengutuk keras segala aksi kekerasan oleh KKB di Papua.
3. Mendukung sepenuhnya implementasi Undang-undang Otsus Nomor 2 Tahun 2022 dan akselerasi percepatan pembangunan di tanah Papua.
4. Mendukung sepenuhnya percepatan pemekaran Daerah Otonomi Baru di Tanah Papua untuk kesejahteraan serta pelayanan yang lebih baik untuk kepentingan masyarakat Papua.
(*)