Denada juga bercerita bagaimana ia meminta untuk diberi pekerjaan apa pun kepada manajer, teman dan orang-orang yang ia kenal.
"Aku minta-minta tolong dengan segala cara, tapi lebih ke 'kasih aku kerjaan karena aku lagi perlu banget', aku juga bilang sama manajerku 'cariin aku pekerjaan' apapun," katanya.
Berkat usahanya itu, Denada menemukan pekerjaan baru sebagai instruktur zumba yang ia nilai membantunya secara mental.
"Bersyukur juga Tuhan kasih aku jalan jadi instruktur zumba, walaupun saat itu penghasilannya hanya dari kelas-kelas online, tapi aku merasa itu telah membantuku secara mental," ujarnya.
Denada tidak merasa gengsi untuk menghubungi semua kenalannya demi memperoleh pekerjaan untuk membiayai putrinya.
"Ya itu, sampai sekarang aku masih begitu, aku nggak gengsi untuk nelfon temen-teman EO (event organizer), nelfon temen-temen yang ada di stasiun TV untuk bilang 'aku lagi di sini ya, kasih aku kerjaan ya, aku mau ngapain aja,' gitu," ucapnya.
Saat menghadapi berbagai kesulitan finansial itu, Denada mengaku meminta pertolongan kepada Tuhan sambil menangis dan bersungguh-sungguh.
"Aku bener-bener nggak berdaya, aku bilang aku benar-benar butuh pertolongan. 'Tolong aku, Tuhan tolong aku, Engkau lah yang paling mengerti kekhawatiranku,' kan Tuhan tahu, tapi aku mesti minta. Ya itu yang aku anggap sebagai ikhtiarku, usahaku," kata Denada.
(*)