Polisi hingga saat ini masih mendalami motif penyerangan itu.
Kantor Staf Presiden mengecam aksi penembakan warga sipil, di Kabupaten Nduga Papua, oleh kelompok bersenjata.
Lewat keterangan tertulis, Deputi 5 Kantor Staf Presiden, Jaleswari Pramodhawardani menyebut, kejadian di Kabupaten Nduga tengah ditangani oleh aparat secara cepat dan terukur dan terhadap pelaku akan diproses secara hukum.
Proses penegakan hukum dan optimalisasi institusi keamanan akan terus dikedepankan untuk menindak siapa pun yang berupaya menyebar teror, mengganggu ketertiban dan keamanan masyarakat, terlebih menimbulkan korban jiwa di tanah Papua.
Senjata Canggih yang Dimiliki KKB Papua Pimpinan Egianus Kogoya
Dilansir dari Kompas.com, KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya diduga menguasai persenjataan canggih.
Hal ini diketahui ketika KKB Papua pimpinan Egianus menyerang pos marinir di Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga menggunakan pelontar granat atau Grenade Launcher Module (GLM).
Direskrimum Polda Papua, Kombes Faizal Ramadhani, menyebutkan setidaknya ada tiga senjata berat yang dikuasai kelompok Egianus Kogoya.
"Mereka punya dua pucuk GLM dan satu pucuk Minimi," ujarnya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Senin (28/3/2022) malam, dikutip dari Kompas.com.
Dua pucuk GLM yang dikuasai Egianus berasal dari rampasan pada 2019 dan 2020.
Faizal menjelaskan, Minimi merupakan senjata otomatis buatan Belgia yang mampu menembakan seribu peluru hanya dalam waktu satu menit.