"Prosedurnya karena dia baru pulang dari luar kota, maka sama dengan keluarga yang lain, yang bersangkutan juga melakukan isolasi terlebih dahulu sambil menunggu hasil tes PCR yang dia lakukan bersama keluarga yang lain," kata Budhi.
Namun, bersamaan saat Bharada E melakukan tugas, ia terlibat baku tembak dengan Brigadir J yang selama ini ditugaskan sebagai sopir dari istri Ferdy Sambo.
Dalam kesempatan itu, Budhi juga menjelaskan, aksi baku tembak itu dipicu perilaku Brigadir J yang diduga melakukan pelecehan terhadap istri Ferdy Sambo.
Saat itu, kata Budhi, istri Kadiv Propam sedang tidur di salah satu kamar setelah tiba dari perjalanan luar kota.
"Karena lelah mungkin pulang dari luar kota, ibu sempat tertidur. Pada saat itu, tidak diketahui oleh orang lain, Brigadir J masuk dan kemudian melakukan pelecehan terhadap ibu," ujar Budhi.
Namun, saat ditanya bentuk pelecehan yang dilakukan oleh Brigadir J, Budhi tidak menjelaskan secara terperinci.
Budhi mengatakan, saat itu istri Kadiv Propam terbangun dari tidur dan berteriak meminta tolong hingga mendapat ancaman dari Brigadir J berupa todongan pistol. "Ibu itu berapa kali minta tolong.
Teriakan ini rupanya membuat Saudara J panik. Kebetulan Saudara E berada di lantai dua bersama saksi K," terang Budhi.
"Saudara E datang menanyakan yang terjadi, bukan dijawab, tapi dilakukan penembakan oleh Saudara J. Tembakan tidak mengenai Saudara E, hanya mengenai tembok," tandas Budhi.
Dilansir dari Fotokita pada 28 Juli 2022, hasil pemeriksaan awal, Komnas HAM menyebutkan, Bharada E ternyata mengawal Irjen Ferdy Sambo dalam perjalanan pulang dari Magelang menuju Jakarta. Komnas HAM sudah mengantongi foto buktinya.
Keterangan awal yang disampaikan Budhi tampaknya dipatahkan oleh temuan Komnas HAM. Dari hasil pemeriksaan isi rekaman CCTV, Komnas HAM menyebutkan, Bharada E ternyata mengawal Irjen Ferdy Sambo dalam perjalanan pulang dari Magelang ke Jakarta.