Ia mengaku sebenarnya sering melewati pom bensin terbengkalai itu.
Namun Edy tak menyangka Pakcik Osong tinggal di dalamnya.
"Saya kira ini adalah misi bantuan yang paling sedih yang saya pernah temukan. Selama ini saya sering lewat depan pom bensin terbengkalai itu, tidak menyangka kalau dia tinggal di situ.
Dia tidur pakai lilin untuk penerangan, masak pun pakai kayu bakar. Itu pun kalau ada. Kadang ada orang beri makanan untuk dia tapi tidak selalu," lanjutnya.
Pada Senin malam, Edy bertemu Pakcik Osong.
Ia membawakan roti sekaligus bertanya apa yang Pakcik Osong butuhkan.
Edy berjanji akan datang lagi pada hari Rabu.
Pertemuan perdana itu meninggalkan kesan mendalam bagi Edy.
Ia kagum dengan Pakcik Osong.
Pasalnya, meskipun tinggal di pom bensin yang terbengkalai, Pakcik Osong begitu menjaga kebersihan.
Barang-barangnya ditata dengan rapi.
Pakcik Osong juga rajin menyapu masjid yang berlokasi dekat dengan pom bensin.
Edy juga terkesan karena wajah Pakcik Osong begitu bersih.
"Saya terharu saat bertemu dia. Biasanya kita pikir tempat terbengkalai itu kotor dan bau. Tapi waktu saya masuk, saya lihat bersih sekali. Bajunya digantung rapi, kasur pun tersusun.
Tempat salat dia lebih tinggi dari tempat tidur. Dia juga selalu menyapu masjid terdekat. Wajah dia bersih sekali," papar Edy.
(*)
Source | : | tribunnewsmaker,Tribunstyle |
Penulis | : | Akhsan Erido Elezhar |
Editor | : | Dewi Lusmawati |
Komentar