"Saat itu saya bersuara "cukup keras" karena menurut saya tersebarnya latihan di area tersebut apakah berlaku resoprokal kita bisa latihan di AS dan TNI dapatkah juga mendekati area Washington? Keunggulan latihan bersama ke-15 ini adalah airborne lintas negara yang belum terjadi sebelumnya,,” jelas Connie.
"Tahun ini latihan bersama disebut-sebut akan bersifat lebih besar dari 2021 dan dinamai sebagai Supra Garuda Shield dan akan dilaksanakan di Natuna,".
Menurut dia, KSAD Dudung perlu meningkatkan koordinasi dengan Kementerian Luar Negeri dan juga DPR Komisi 1 DPR RI.
Sebab, kata dia, patut diingat issue panas geopolitic LCS (ditambah Taiwan karena spill over perang Russia vs Ukraina) yang akan berpengaruh besar pada hubungan Indonesia dengan negara kawasan.
Dia menilai, dapat terbaca Indonesia seolah menjadi bagian dari AS dan aliansinya dengan memilih latihan bersama di Natuna.
"Sudah diperhitungkan kah oleh KSAD semua bentuk spill over geopolitik issue dan keseimbangan kawasan dari Latma terbesar di Natuna ini?," tanya Connie.
Namun demikian, menurut Connie, Komisi I DPR harus mendukung latihan prajurit TNI dan Amerika Serikat tersebut, kendati issue azas reciprocal, yaitu bahwa prajurit Indonesia juga bisa latihan bersama di sejumlah wilayah setara di negara sahabat itu, selain AS sendiri.
"Jika tidak ada azas reciprocal maka, secara politik luar negeri dan latma tidak terjadi kesetaraan,” paparnya.
Connie berharap Jenderal Dudung mengadakan latihan perang dengan beberapa negara strategis lainnya, negara yang berbeda doktrin tempurnya.
Negara yang maksud Connie adalah latihan bersama dengan PLA RRC, atau Russia.