Gridhot.ID - 40 hari kepergian Brigadir J atau Yosua Hutabarat masih menyimpan luka di hati keluarga dan orang terdekat.
Apalagi penyebab Brigadir J dibunuh atasannya, Irjen Ferdy Sambo hingga kini masih belum terang.
Pasca 40 hari meninggalnya Brigadir J, Vera Simanjuntak memberi doa pilu untuk mendiang kekasihnya.
Dikutip TribunNewsmaker.com dari Instagram @veramaretha_, terekam momen lama ketika Vera menyobek sehelai kain untuk jenazah Brigadir J.
Vera yang tampak mengenakan baju serba hitam, tak kuasa menahan tangis.
Ibu Brigadir J, Rosti Simanjuntak yang juga berada di sana lalu berjalan mendekati Vera.
Ia kemudian memeluk kekasih Brigadir J yang telah 8 tahun dipacari putranya itu.
Vera dan Rosti lalu menangis bersama saling berpelukan.
Keduanya memang begitu terpukul harus kehilangan sosok pria yang sama-sama mereka cintai.
Dalam caption unggahan, Vera menulis seuntai doa untuk mendiang Yosua.
"Tuhan… Merobek menarik kain saja aku tidak sanggup, bagaimana bisa Tuhan paksa aku?"
"Walaupun doaku ini belum terkabul. Aku mohon Tuhan kali ini saja, berikan kasih sayang dan kasih kepadanya."
"Hapus air matanya dan sembuhkan dia. Aku mencintai dia dan menyayangi dia. Amin. 40 hari kesayangan," tulis Vera.
Unggahan itu langsung dibanjir komentar netizen yang mendoakan agar Vera selalu kuat dan tabah.
"Sangat di pahami.. hancur sehancur nya.. hati belum tentu sanggup kl psisi di sana," tulis netien.
"Aaaaaa sedih sekaliiii tetap semangat yaa vera... Aku tau kamu wanita yg kuatttt, Tuhan selalu menopang mu," komentar lainnya.
"Ya Tuhan aku yg tdk ad hubungan keluarga dan kenal sm skli dg alm dan keluarga aja aku ikuti kasus ini aku sangat sedih. Sangat biadab dan terkutuk perbuatan org2 yg mengambilmu dg cara2 terkutuk. Surgalah tempatmu," timpal yang lain.
Profil Vera Simanjuntak, Kekasih Brigadir J
Belakangan sosok Vera Simanjuntak menjadi sorotan banyak pihak di kasus kematian Brigadir J.
Pasalnya, Vera Simanjuntak dikabarkan mengetahui curhatan terakhir Brigadir J sebelum tewas.
Namun kini kekasih Brigadir J, Vera Simanjuntak merasa tertekan karena disebut saksi kunci.
Diberitakan Kompas.com, tekanan ini membuat Vera membutuhkan penanganan dari psikolog.
"Vera memang membutuhkan penanganan psikolog, karena banyak menghadapi banyak tekanan," kata kuasa hukum Vera, Ramos Hutabarat, Senin (1/8/2022).
Ia mengatakan Vera mengalami tekanan dan merasa terancam terutama ketika dia dibilang sebagai saksi kunci.
Dengan adanya tekanan dan ancaman belum berpengaruh kepada kondisi kesehatan.
Namun tim pengacara memandang, Vera membutuhkan konsultasi psikolog agar dapat mengatasi tekanan itu.
"Bagi kami selaku penasihat hukum, itu perlu. Tapi, kami sampaikan dulu ke dia. Kalau memang bersedia, nanti kami ajukan psikolog," kata Ramos.
Selain itu, untuk meminimalisasi risiko, Vera yang berprofesi sebagai bidan juga telah berhenti bekerja, agar mudah mendapatkan pengawasan dari keluarga.
Tekanan kepada Vera dan keluarga, kata Ramos, karena intensitas pertemuan dengan orang yang belum dikenal meningkat.
Selanjutnya, pemberitaan Vera menjadi saksi kunci atau apapun itu juga menjadi pertimbangan untuk meminta perlindungan dan penanganan psikolog.
Diberitakan sebelumnya, Brigadir J sempat menceritakan kepada Vera, bahwa ia ada masalah.
Bahkan Yosua mendapatkan ancaman pembunuhan dari pihak yang disebut 'Squad Lama'.
Vera telah melewati pemeriksaan yang dilakukan Bareskrim Polri di Mapolda Jambi, Minggu (24/7/2022).
Ponsel miliknya disita untuk kepentingan penyidikan.
Vera didampingi oleh bibinya, serta dua pengacara bernama Ramos Hutabarat dan Ferdy.
Pemeriksaan ini berlangsung selama 2 hari. Vera dimintai keterangan dengan 32 pertanyaan oleh tim penyidik.
Pertanyaan yang dilayangkan pada Vera juga terkait komunikasi terakhir dengan Brigadir J.
Nama : Vera Maretha Simanjuntak
Almamater : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Merangin (Prodi III Kebidanan)
Pekerjaan : Bidan di Puskesmas Tambang Emas
Akun Instagram: @veramarethas_
Akun Facebook : Vera Maretha Simanjuntak
(*)
Source | : | Kompas.com,Tribunnewsmaker.com |
Penulis | : | Candra Mega Sari |
Editor | : | Candra Mega Sari |
Komentar