Meskipun banyak serangan terhadap pangkalan udara dan aset pertahanan udara Ukraina, angkatan udara Rusia gagal menguasai langit Ukraina secara penuh dan menderita kerugian besar, membatasi kemampuannya untuk mendukung pasukan darat.
Satu bulan memasuki perang, Moskow menarik pasukannya dari daerah dekat Kiev, Kharkiv, Chernihiv dan kota-kota besar lainnya dalam pengakuan diam-diam atas kegagalan serangan itu.
Pergeseran Medan Pertempuran
Kremlin kemudian mengalihkan fokusnya ke wilayah Donbas, jantung industri timur Ukraina, di mana separatis yang didukung Moskow memerangi pasukan Ukraina sejak 2014 setelah aneksasi Rusia atas Semenanjung Krimea.
Mengandalkan keunggulan besar mereka di sektor artileri, pasukan Rusia beringsut maju dalam pertempuran ganas yang menghancurkan wilayah tersebut.
Pelabuhan strategis Mariupol di Laut Azov yang menjadi simbol perlawanan Ukraina jatuh pada bulan Mei setelah pengepungan selama hampir tiga bulan yang membuat kota itu hancur menjadi reruntuhan.
Lebih dari 2.400 pasukan Ukraina di Mariupol yang bersembunyi di pabrik baja raksasa Azovstal kemudian menyerah dan ditawan.
Sedikitnya 53 dari mereka tewas bulan lalu dalam ledakan di sebuah penjara di Ukraina timur, yang disusul saling tuding antara Moskow dan Kiev.
Rusia kini sudah menguasai seluruh wilayah Luhansk, salah satu dari dua provinsi yang membentuk Donbas, dan juga menguasai lebih dari setengah provinsi kedua, Donetsk.
Keberhasilan Ukraina
Senjata Barat, termasuk peluncur roket ganda HIMARS AS, meningkatkan kemampuan militer Ukraina, memungkinkannya untuk menargetkan depot amunisi Rusia, jembatan dan fasilitas utama lainnya dengan presisi dan impunitas.