Laporan Wartawan Gridhot.ID - Akhsan Erido Elezhar
Gridhot.ID -Kementerian Luar Negeri China pada Senin menolak keluhan Taiwan mengenai pelecehan berulang oleh pesawat tak berawak China yang sangat dekat dengan pulau-pulau yang dikuasai Taiwan sebagai "tidak perlu dipermasalahkan", mendorong Taipei untuk menyebut Beijing tidak lebih dari pencuri.
Dilansir Gridhot.ID dari artikel terbitan Kontan.co.id, 29 Agustus 2022, sejak China memulai latihan perang dan latihan militer di dekat Taiwan awal bulan ini setelah kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke pulau yang diklaim China, pemerintah di Taipei telah melaporkan penerbangan berulang dengan pesawat tak berawak di pulau-pulau yang dikontrolnya dekat dengan pantai China.
Video dari setidaknya dua misi drone ini telah beredar luas di media sosial China.
Dalam satu tayangan, tentara Taiwan terlihat melempar batu untuk mengusirnya.
Berbicara pada briefing harian, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian mengatakan dia telah melihat rekaman itu.
"Drone China terbang di sekitar wilayah China, ini bukan sesuatu yang membuat keributan," katanya. Kementerian Luar Negeri Taiwan menyatakan kemarahan atas komentarnya.
"Ada ajaran Tiongkok kuno bahwa 'orang tak diundang disebut pencuri'.
Baik itu mendobrak pintu atau mengintip dari udara, orang Taiwan tidak menyambut pencuri seperti itu," katanya.
Kementerian pertahanan Taiwan melaporkan serangan pesawat tak berawak lebih lanjut pada hari Senin, di dekat Pulau Singa kecil, bagian dari kelompok pulau Kinmen yang terletak di seberang kota Xiamen dan Quanzhou di China.
Dikatakan tentara menembakkan suar untuk memperingatkannya dan setelah satu menit itu terbang ke arah Xiamen.
Taiwan telah menguasai Kinmen, bersama dengan pulau-pulau Matsu lebih jauh ke pantai China, sejak pemerintah Republik China yang kalah melarikan diri ke Taipei setelah kalah perang saudara dengan Komunis Mao Zedong pada tahun 1949.
Pada titik terdekatnya, wilayah yang dikuasai China hanya berjarak beberapa ratus meter dari Kinmen.
Dikutip Gridhot.ID dari artikel terbitan Kompas.com, 10 Agustus 2022, seperti diketahui sebelumnya, militer Taiwan mengadakan latihan artileri tembakan langsung yang menyimulasikan pertahanan pulau itu, ketika China melanjutkan latihan udara dan angkatan laut yang telah diluncurkannya sebagai protes terhadap kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi.
Dilansir dari Al Jazeera, para pejabat Taiwan mengatakan, latihan pada Selasa (9/8/2022), yang melibatkan tentara yang menembakkan artileri howitzer ke laut, telah lama dijadwalkan.
Taipei juga membantah bahwa simulasi ini merupakan reaksi terhadap latihan perang China yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Tak lama setelah satu jam simulasi tembakan langsung artileri Howitzer di Taiwan berakhir, Komando Teater Timur China mengumumkan melanjutkan latihannya di laut dan wilayah udara di sekitar Taiwan.
Kantor berita Reuters, mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya, juga melaporkan bahwa sekitar 20 kapal angkatan laut China dan Taiwan terkunci dalam "kebuntuan" di Selat Taiwan.
Beberapa kapal China dilaporkan berusaha "memberikan tekanan" ke garis tengah jalur air perbatasan laut de facto antara China dan Taiwan tersebut.
China mengeklaim Taiwan yang diperintah secara demokratis, sebuah pulau berpenduduk 23 juta orang, sebagai miliknya dan menyebut kunjungan Pelosi ke sana pekan lalu sebagai pelanggaran kedaulatannya dan provokasi oleh Amerika Serikat.
Latihan udara dan laut bersama yang diluncurkan sebagai tanggapan telah menjadi yang terbesar di Selat Taiwan.
Operasi tersebut melibatkan peluncuran uji coba rudal balistik di atas Taipei untuk pertama kalinya.
Itu berlangsung di enam zona di sekitar pulau dan dijadwalkan berjalan selama empat hari dan berakhir pada Minggu (7/8/2022).
Tetapi, Komando Teater Timur China mengumumkan pada Senin (8/8/2022) bahwa mereka akan memperpanjang latihan. Fokus terbaru akan pada operasi anti-kapal selam dan serangan laut.\
Dikatakan, pesawat patroli maritim, jet tempur, helikopter, dan kapal perusak berlatih menemukan dan menyerang target, termasuk kapal selam, di perairan lepas Taiwan.
Latihan Selasa (9/8/2022), katanya dalam sebuah pernyataan, fokus pada blokade bersama dan memasok logistik.
Tidak disebutkan kapan perpanjangan latihan akan berakhir.
(*)