Alat pertanian itu popular digunakan orang Polandia yang percaya takhayul pada tahun 1600-an kepada orang yang sudah meninggal dan dianggap sebagai vampir.
Sabit itu digunakan untuk menahan mereka agar tak dapat hidup kembali.
"Sabit tersebut tak diletakkan secara rata, tetapi diletakkan di leher sedemikian rupa sehingga jika orang yang mati itu mencoba bangun, kepalanya akan terpenggal atau terluka,” tutur Polinski dikutip dari New York Post, Jumat (2/9/2022).

Kerangka vampir perempuan ditemukan pada pemakaman kuno dari abad ke-17 di Polandia. Sabit yang diletakkan untuk mengunci tenggorokannya merupakan ritual yang digunakan untuk membuatnya tak hidup lagi dan menebar teror.
Ia juga mencatat bahwa jari kaki perempuan yang meninggal itu dililit gembok, semakin memperkuat teori bahwa ia dianggap vampir pada saat kematiannya.
Polinski mengeklaim kunci itu akan digunakan selama proses penguburan, melambangkan kemustahilan untuk kembali.
Para peneliti tak mengungkapkan perkiraan usia perempuan itu, tetapi mengatakan topi sutra yang ditemukan pada tengkoraknya menunjukkan bahwa ia memiliki status sosial yang tinggi.
Menurut Smithsonian Magazine, penduduk di seluruh Eropa Timur mulai takut pada vampir di abad ke-11.
Mereka percaya bahwa beberapa orang yang meninggal akan menggali jalan keluar dari kubur sebagai monster pengisap darah, dan meneror manusia hidup.
Seperti dilaporkan Science Alert, pada abad ke-17, praktik penguburan yang tak biasa menjadi umum di seluruh Polandia, sebagai tanggapan atas wabah vampir yang dilaporkan.
Menurut Polinski, masih belum ada konsensus ilmiah tentang bagaimana orang diklasifikasikan sebagai vampir, tetapi mereka sering dieksekusi dengan kejam di berbagai benua.
Bahkan setelah kematiannya, jasad mereka biasanya juga dimutilasi untuk memastikan mereka tak bangkit lagi dan meneror penduduk desa.