Laporan Wartawan Gridhot.ID - Akhsan Erido Elezhar
Gridhot.ID -TNI AL, KRI JOHN LIE-358 Passex Dengan HMCS Winnepeg-338 Kapal Perang Canada.Dilansir Gridhot.ID dari artikel terbitan akun Instagram @koarmada_, 4 September 2022, Koarmada I, KRI JOHN LIE-358 Latihan Passex Dengan HMCS Winnepeg-338 dari satuan Kapal Eskorta Koarmada I melaksanakan Latihan Passing Exercise atau latihan passing bersama dengan Kapal Perang Canada HMCS Winnepeg-338 yang digelar di Perairan Teluk Jakarta dan perairan Laut Jawa, Sabtu (3/9/2022)KRI John Lie-358 melaksanakan pengawalan sekaligus melaksanakan Passing exercise (Passex) dengan HMCS Winnipeg yang terdiri dari Maneuver Exercise, Semaphore Exercise, RAS Approach, station keeping dan ditutup dengan on radio CO Farewell words.Passing Exercise (Passex) merupakan Latihan untuk menyambut dan mengantarkan kapal perang asing yang akan masuk maupun meninggalkan laut teritorial Indonesia.
Latihan Passing Exercise ini dilakukan Angkatan Laut Indonesia untuk mengantarkan keberangkatan Kapal Perang Canada HMCS Winnepeg-338 yang akan meninggalkan Indonesia.
Passex memiliki tujuan untuk memastikan keduanya dapat berkomunikasi dan bekerja sama dengan baik.KRI John Lie-358 melaksanakan pengawalan sekaligus melaksanakan Passing exercise (Passex) dengan HMCS Winnipeg yang terdiri dari Maneuver Exercise, Semaphore Exercise, RAS Approach, station keeping dan ditutup dengan on radio CO Farewell words.Sehari sebelum Latihan Passex Komandan KRI John Lie-358, Kolonel Laut (P) Dodi Hermanto, M.Tr.Hanla. menerima kunjungan kehormatan Komandan HMCS Winnipeg-338, Commander Annick Fortin di Loungeroom Perwira KRI John Lie-358, sekaligus melaksanakan diskusi berkaitan dengan rencana latihan antara KRI John Lie-358 dengan HMCS Winnipeg-338.Latihan Passex kali ini merupakan salah satu kegiatan yang masuk dalam program kerja sama Internasional antara TNI AL dengan Angkatan Laut Canada.
Dan merupakan himbauan dari Pangkoarmada I Laksda TNI Arsyad Abdullah terkait implementasi dari program prioritas Kasal Laksamana TNI Yudo Margono dibidang peningkatan pembangunan dalam penguatan diplomasi TNI Angkatan Laut. Ungkapnya.
Dikutip Gridhot.ID dari artikel terbitan Kompas.com, 31 Agustus 2022, diberitakan sebelumnya,Wakil Kepala Staf Angkatan Laut (Wakasal) Laksamana Madya Ahmadi Heri Purwono meresmikan dua Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Dorang-874 dan KRI Bawal-875 di Dermaga Marina Batavia, Pademangan, Jakarta Utara, Rabu (31/8/2022).
Kedua KRI bertipe patroli cepat 60 meter tersebut diproduksi oleh galangan kapal dalam negeri, yakni PT Caputra Mitra Sejati (CMS).
KRI Dorang-874 dan KRI Bawal-875 resmi menjadi bagian TNI AL setelah melalui serah terima dari pihak PT CMS kepada Kepala Dinas Pengadaan TNI Angkatan Laut (Kadisadal) Laksamana Pertama Maman Rohman.
“Kapal ini cukup modern, saya kira teknologi terkini untuk jenis kapal patroli, dilengkapi dengan integrated management system beat system,” kata Heri kepada awak media di lokasi.
Kedua unit kapal tersebut menjadi KRI ke-18 yang masuk dalam jajaran TNI AL sejak dua tahun terakhir.
Dalam rangkaian prosesi peresmian, Heri juga mengukuhkan Mayot Laut (P) Ardita Yudha Prawira sebagai komandan KRI Dorang-874 dan Mayot Laut (P) Ary Mahayasa sebagai komandan KRI Bawal-875.
Dari sisi spesifikasi, kedua KRI ini memiliki spesifikasi dengan panjang 60 meter, lebar 8,5 meter, dan berat total 520 ton.
Selain itu, kedua KRI ini juga mampu mengakomodasi masing-masing 55 personel dan memiliki kemampuan kecepatan maksimal 24 knot.
Baca Juga: Umum Terjadi, Inilah Arti Kedutan di Mata Kanan Menurut Primbon Jawa
Dalam rangkaian prosesi peresmian, Heri juga mengukuhkan Mayot Laut (P) Ardita Yudha Prawira sebagai komandan KRI Dorang-874 dan Mayot Laut (P) Ary Mahayasa sebagai komandan KRI Bawal-875.
Dari sisi spesifikasi, kedua KRI ini memiliki spesifikasi dengan panjang 60 meter, lebar 8,5 meter, dan berat total 520 ton.
Selain itu, kedua KRI ini juga mampu mengakomodasi masing-masing 55 personel dan memiliki kemampuan kecepatan maksimal 24 knot.
Dari sisi persenjataan, kedua KRI diperkuat dengan senjata 1 pucuk Meriam Bofors 40 milimeter dan 2 pucuk senjata mitraliur 12,5 milimeter.
Kedua KRI juga didukung dengan radar surveillance yang mampu menjangkau sekitar 100 mil. Sementara, harga pengadaan per unit KRI tersebut senilai Rp 200 miliar.
Kedua KRI akan bertugas di Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) IX/Ambon dan Lantamal XIVSorong yang berada di bawah Komando Armada III (Koarmada III).
Heri menjelaskan, komposisi tingkatan kandungan dalam negeri (TKDN) produksi kedua KRI tersebut lebih dari 40 persen.
Komposisi ini sudah termasuk dari sisi pekerja yang seluruhnya dari dalam negeri hingga penggunaan baja kapal.
“Mesin kita masih impor, alat sensor tadi juga masih impor, masih tergantung negara lain,” ujar perwira tinggi bintang tiga tersebut.
Heri berharap galangan kapal di Indonesia semakin berkembang dan mampu memproduksi kapal sendiri.
“Artinya Angkatan Laut siap untuk melaksanakan perintah Bapak Presiden semaksimal mungkin kandungan dalam negerinya,” imbuh dia.
(*)