Hal itu mengingat telah banyaknya pandangan negatif dari Rakyat Inggris terhadap Charles sejak dulu.
Dilansir dari Forbes Advocate, Charles hidup dengan reputasi yang penuh kontroversi.
Ia telah menciptakan kehebohan karena perceraian dengan Putri Diana yang sangat dicintai publik Inggris.
Ia memaksakan aturan yang melarang bangsawan untuk campur tangan dalam urusan publik, mengarungi perdebatan tentang isu-isu seperti perlindungan lingkungan dan pelestarian arsitektur.
"Dia sekarang menemukan dirinya, jika Anda seperti, musim gugur hidupnya, harus berpikir hati-hati tentang bagaimana dia memproyeksikan citranya sebagai figur publik," kata sejarawan Ed Owens, dilansir Sosok.ID dari Forbes Advocate pada Jumat (9/9/2022).
"Dia sama sekali tidak sepopuler ibunya," tambahnya.
Akibat banyaknya kontroversi yang ditimbulkan, Charles harus mencari cara untuk menghasilkan "dukungan publik dan rasa sayang" yang menjadi ciri hubungan Elizabeth dengan publik Inggris, kata Owens.
Dengan kata lain, akankah Charles dicintai oleh rakyatnya? Ini adalah pertanyaan yang telah membayangi seluruh hidupnya.
Aksesnya ke tahta kemungkinan akan memicu perdebatan tentang masa depan monarki seremonial Inggris, yang dilihat oleh beberapa orang sebagai simbol persatuan nasional dan yang lain sebagai sisa sejarah feodal yang sudah usang.
Dalam wawancara yang sama, bagaimanapun, Charles mengakui bahwa sebagai raja, dia tidak akan dapat berbicara atau ikut campur dalam politik karena peran kedaulatan berbeda dari menjadi Pangeran Wales.
Charles telah menjalani kehidupan istana dan polo, menarik kritik bahwa dia tidak berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, bahkan dicemooh karena memiliki pelayan yang konon meremas pasta gigi ke sikatnya.
Namun, hancurnya pernikahannya dengan Diana membuat banyak orang mempertanyakan kelayakannya untuk naik takhta.
Seiring bertambahnya usia, putra-putranya yang tampan mencuri perhatian.
(*)
Source | : | Parapuan.co,TribunJatim |
Penulis | : | Septia Gendis |
Editor | : | Septia Gendis |
Komentar