Laporan Wartawan Gridhot.ID - Akhsan Erido Elezhar
Gridhot.ID -Profil dan Instagram Mayor Jenderal atau Mayjen TNI (Purn.) Muchdi Purwoprandjono.
Dilansir Gridhot.ID dari artikel terbitan Tribunnewsmaker, 12 September 2022, Muchdi Purwoprandjono viral setelah disangkut pautkan dengan kasus tewasnya munir.
Kini sosok hacker bernama Bjorka sedang membocorkan sejumlah rahasia negara di Indonesia.
Meski belum terbukti benar, banyak masyarakat menyakini apa yang dibocorkan hacker Bjorka adalah benar.
Salah satu yang diungkap Bjorka merupakan pelaku pembunuhan Munir pada beberapa tahun yang lampau.
Satu nama yang disebut sebagai pelaku oleh Bjorka adalah purnawirawan anggota TNI AD.
Pangkat terakhirnya di TNI AD adalah Mayjen atau jenderal bintang dua.
Sementara itu, jabatan terakhir yang ia emban yaitu sebagai Deputi V Badan Intelijen Negara.
Muchdi Purwoprandjono saat ini menjadi politisi dengan menjabat sebagai Keua Umum Partai Berkarya.
Kehidupan Pribadi
Pria yang dikenal dengan nama Muchdi PR ini lahir di Sleman, Yogyakarta, pada 15 April 1949.
Dia memiliki ayah seorang pemimpin Masyumi, dan seorang ibu yang keluarganya merupakan anggota organisasi massa Muslim Nahdlatul Ulama (NU).
Muchdi memiliki istri bernama Puji Astuti dan telah dikaruniai 3 orang anak.
Mayjen Muchdi Purwoprandjono menganut agama Islam.
Pendidikan
Muchdi PR adalah lulusan Akademi Militer (Akmil) atau dulu masih AKABRI tahun 1970.
Tempat Tanggal Lahir: Sleman, Yogyakarta, pada 15 April 1949
Agama: Islam
Profesi Purnawiran TNI, Politisi
Pangkat Terakhir: Mayjen (Mayor Jenderal)
Nama Istri: Puji Astuti
Jumlah Anak: 3
Lulusan Akmil: 1970
Instagram: Tidak Diketahui
Facebook: Tidak Diketahui
Karier
Mayjen TNI (Purn) Muchdi Purwoprandjono memiliki karier yang panjang di dalam dunia kemiliteran tanah air.
Selama menjadi anggota TNI AD, Muchdi sudah pernah mengemban berbagai jabatan yang strategis.
Ia pernah mengemban jabatan sebagai Panglima Kodam (Pangdam) VI/Tanjung Pura di Kalimantan tahun 1007-1998.
Selain itu, Mayjen Muchdi PR juga pernah menduduki posisi sebagai Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus tahun 1998-1999.
Pada tahun 1999-2001, ia menjadi Pati Mabes TNI.
Ia kemudian mengemban amanat untuk menjabat sebagai Deputi V BIN/Penggalangan tahun 2001-2005.
Setelah itu, dia pensiun dari TNI Angkatan Darat.
Setelah pensiun, Muchdi kemudian menjadi politisi.
Ia sempat menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Partai Gerindra.
Kemudian pada Februari 2011, ia menyatakan keluar dari Partai Gerindra dan bergabung dengan PPP.
Setelah itu, ia masuk Partai Berkarya dan berhasil menjabat sebagai Ketua Umum dari partai besutan Tommy Soeharto ini.
Kasus Munir
Pada pertengahan tahun 2008, nama Muchdi Purwoprandjono sempat menuai sorotan karena menjadi terdakwa dalam kasus pembunuhan aktivis HAM, Munir Said Thalib.
Muchdi dianggap bertanggung jawab atas kematian Munir.
Menurut Jaksa Penuntut Umum, Muchdi mempunyai motif sakit hati kepada Munir.
Karier Muchdi memang sempat terhenti setelah terkuaknya kasus penculikan aktivis pada 1997-1998.
Pada persidangan terungkap bahwa Muchdi sama sekali tidak terlibat dalam penculikan tersebut karena peristiwa itu terjadi dalam kurun waktu yang sama ketika ia menjabat sebagai Panglima Kodam Tanjungpura, Kalimantan.
Pada 31 Desember 2008, Majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan memvonis Muchdi PR bebas murni dari segala dakwaan.
Dikutip Gridhot.ID dari artikel terbitan KompasTV, 12 September 2022, diberitakan sebelumnya,Pengamat Keamanan Siber Pratama Pradha mengungkapkan motif hacker Bjorka sebagai motif ekonomi dan politik.
"Motif ekonomi terus geser politis yang sebenarnya seperti hacktivist," jawab Pratama ketika ditanya motif peretasan Bjorka oleh jurnalis Kompas TV Rangga, Minggu (11/9/2022).
Hacktivist, jelas dia, adalah hacker atau peretas yang tidak memiliki motif ekonomi. Mereka biasanya memancarkan aspirasi atau protes kepada negara.
"Kalau Bjorka campur campur, ada ekonomi ada hacktivist seolah suara rakyat," kata Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber dan Komunikasi CISSReC itu.
Pratama memperkirakan bahwa Bjorka merupakan orang Indonesia, karena ia berbeda daripada peretas dari luar negeri.
"Orang luar agak berbeda dia bisa manfaatkan buat doxing, kalau Bjorka dia omongin masalah politik, Munir, harga minyak," ujarnya.
Menurutnya, peretas yang telah membobol data registrasi SIM card masyarakat Indonesia dan menjualnya di Breach Forum itu pandai bersembunyi.
"Cukup pandai dia, spesial bikin akun buat sembunyi," ujarnya.
"Sekelas Bjorka ini cukup pintar, gunakan TOR (browser)," imbuhnya.
(*)