Bahkan, kondisi yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir dianggap sebagai kekalahan terburuk Rusia sejak invasi dimulai bulan Februari lalu.
Momentum ini diharapkan bisa menjadi titik balik perjuangan Ukraina untuk mempertahankan kedaulatannya.
Negara-negara Barat telah mengirim senjata bernilai miliaran dolar ke Ukraina sejak awal invasi.
Dalam pidatonya Senin (12/9) malam, Zelensky mengatakan Ukraina dan Barat harus memperkuat kerja sama untuk mengalahkan teror Rusia.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken memastikan bahwa AS dan sekutunya akan menjamin kemampuan Ukraina untuk melakukan serangan balasan.
"Amerika Serikat dan banyak negara lain dalam hal memastikan bahwa Ukraina memiliki peralatan yang dibutuhkan untuk menuntut serangan balasan ini," ungkap Blinken, seperti dikutip Reuters.
Pekan lalu, AS mengumumkan program bantuan senjata baru untuk Ukraina.
Nantinya Ukraina akan menerima amunisi untuk sistem anti-roket HIMARS dan beberapa perlengkapan lain.
Meski disebut mulai melemah oleh Ukraina dan sekutunya, namun pihak Rusia menegaskan bahwa mereka masih akan terus melanjutkan operasi militernya.
"Operasi militer khusus terus berlanjut. Dan itu akan terus berlanjut sampai tujuan yang semula ditetapkan tercapai," kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov.
Presiden Rusia Vladimir Putin pun pada hari Senin mengatakan negaranya telah berhasil bertahan dengan baik dalam menghadapi sanksi Barat.