GridHot.ID - Belakangan ini, pernyataan anggota Komisi I DPR dari Fraksi PDIP Effendi Simbolon menuai protes prajurit, terutama dari angkatan darat (AD).
Pasalnya, Effendi Simbolon menyebut anggota TNI seperti gerombolan.
Adapun pernyataan tersebut diucapkan Effendi ketika menghadiri rapat kerja dengan Panglima TNI pekan lalu.
Kejadian tersebut pun sempat menjadi trending topik.
Mengutip Kompas TV, dalam trending topik tersebut, beredar sejumlah video dari para prajurit TNI yang mengecam pernyataan dari Effendi Simbolon, dan menuntut permintaan maaf dari Anggota Komisi I DPR RI Fraksi PDI-P tersebut.
Di gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu siang, Effendi Simbolon meminta maaf terkait pernyataannya tersebut.
"Dari lubuk hati yang paling dalam, saya mohon maaf atas apapun perkataan saya yang menyinggung, yang menyakiti, yang tidak nyaman dihati para prajurit. Siapapun dia, dari mulai tamtama, bintara, sampai perwira bahkan sampai para sesepuh," ujar Effendi Simbolon.
Seperti diberitakan sebelumnya, Anggota Komisi 1 DPR RI Fraksi PDI-P, Effendi Simbolon, dikecam oleh prajurit TNI terkait dengan pernyataannya, yang mengatakan TNI seperti gerombolan ormas. Selain itu, Effendi juga sempat menyampaikan disharmoni antara panglima TNI dengan KSAD, saat rapat di Senayan, Jakarta Pusat, Senin (5/9/2022).
Dilansir dari Surya.co.id, inilah pernyataan keras Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman menanggapi tudingan anggota Komisi I DPR RI, Effendi Simbolon.
Seperti diketahui, politisi PDIP Effendi Simbolon menyebut TNI seperti gerombolan lebih-lebih ormas (organisasi masyarakat) saat menyinggung ketidakharmonisan hubungan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dan KSAD Jenderal Dudung Abdurachman.
Pernyataan Effendi Simbolon yang disampaikan dalan rapat dengar pendapat Komisi I DPR itu pun mengundang reaksi keras prajurit dan perwira TNI hingga viral di media sosial.
Jenderal Dudung Abdurachman saat ditemui seusai peluncuran program ketahanan pangan bersama Pertamina Hulu Rokan di Kabupaten Bengkalis, Rabu (14/9/2022), menanggapi hal itu.
Berikut poin pernyataan Jenderal Dudung:
1. Singgung Harga Diri TNI
Dudung Abdurachman menyebutkan Effendi Simbolon punya hak untuk menyampaikan pendapat sebagai anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Namun, kata Jenderal Dudung, Effendi diharapkan mempertimbangkan harga diri TNI saat melontarkan pendapat.
"Memang beliau punya hak konstitusional sebagai anggota dewan, tapi kami TNI, khususnya TNI Angkatan Darat punya kehormatan dan harga diri," ujar Dudung seusai peluncuran program ketahanan pangan bersama Pertamina Hulu Rokan di Kabupaten Bengkalis, Rabu (14/9/2022) seperti dikutip dari Kompas.com.
Pernyataan Effendi yang menyebut TNI AD lebih parah dari organisasi kemasyarakatan, disebut Dudung telah menyakiti perasaannya.
Apalagi, ucapan politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) itu dianggapnya tidak sesuai dengan kenyataan.
"Kalau tidak tahu, tidak paham tentang fakta dan bukti sebenarnya, jangan asal bicara. Jangan asal bicara, karena itu menyakitkan (hati) seluruh prajurit," sebutnya.
2. Tak wakili PDIP
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman meyakini ucapan Anggota Komisi I DPR, Effendi Simbolon, tak mewakili DPR maupun partainya, PDI Perjuangan.
Pernyataan Effendi yang menyebut TNI merupakan gerombolan, diyakini Dudung hanya sekadar pendapat pribadi.
"Apalagi mewakili partainya. Setahu saya, PDI Perjuangan itu betul-betul sangat dekat dengan TNI AD, selalu perhatian kepada wong cilik," ujar Dudung, seusai peluncuran program ketahanan pangan bersama Pertamina Hulu Rokan di Kabupaten Bengkalis, Riau, Rabu (14/9/2022).
3. Jangan Sok Tahu, TNI solid
Lebih lanjut, Dudung menegaskan TNI tetap dalam keadaan solid.
Dia mengakui punya beberapa perbedaan pandangan dengan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa, tapi itu dianggap sebagai hal biasa.
"Kalau saya dengan Pak Andika (Panglima TNI) ada perselisihan sedikit itu biasa, perbedaan itu biasa. Pejabat lama dengan pejabat baru itu biasa. Siapa pun, di sini ada bupati, wakil bupati berbeda itu biasa," ujar Dudung.
Dudung pun menyampaikan TNI AD kini sedang menjalankan program terkait ketahanan pangan yang merupakan bagian dari perintah Panglima TNI.
Jalannya program itu, disebutnya membantah tudingan ada perpecahan seperti yang ditudingkan Effendi Simbolon.
"Maka jangan sok taulah, yang enggak ngerti apa-apa seakan-akan paling bener sendiri, paling mulia sendiri. Harus secara kompherensif kalau nerima laporan atau terima ungkapan. Tidak serta merta ditelan begitu saja. Ini berbahaya menurut saya. Tapi, saya yakin TNI Angkatan Darat akan solid," sebut Dudung.
4. Minta prajurit TNI hentikan kemarahan
Dudung juga meminta agar para prajurit TNI AD menghentikan kemarahan mereka atas pernyataan Effendi.
Dudung melihat di media sosial, sejumlah prajurit TNI menyampaikan kekesalannya atas perkataan Effendi.
"Saya minta hentikan, cukup. Beliau pun hari ini sudah minta maaf," ujar Dudung.
Sebelumnya, Effendi Simbolon tengah menjadi sorotan prajurit TNI Angkatan Darat imbas pernyataannya yang menyebut TNI seperti gerombolan.
Tidak hanya itu, Effendi juga menyinggung isu renggangnya hubungan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman dan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.
Awalnya, Effendi mengaku geram karena menemukan banyak ketidakharmonisan dan ketidakpatuhan yang terjadi di tubuh TNI. Effendi juga menyoroti yang tidak datang rapat.
Padahal, Andika, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono, dan Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Fadjar Prasetyo memenuhi panggilan Komisi I.
Effendi pun mempertanyakan apa yang sedang terjadi di tubuh TNI.
"Semua ini kita hadir di sini untuk mendapatkan penjelasan dari Panglima TNI, dari KSAD, bukan dari Wakasad. Dan dari Menhan, dalam kaitannya ada apa yang terjadi di tubuh TNI ini?" ujar Effendi di ruang rapat Komisi I DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (5/9/2022). (*)