Gridhot.ID - Dunia kini sedang menghadapi kondisi ekonomi yang memperihatinkan.
Mulai dari covid-19 hingga kini peperangan Rusia Ukraina membuat dunia terombang-ambing di tengah ketidak pastian.
Beberapa kejadian tersebut tentunya memicu banyak hal yang kemudian berakhir inflasi di berbagai negara termasuk Indonesia.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com, Presiden Jokowi sudah mewanti-wanti kalau Indonesia akan menghadapi inflasi.
"Momok terbesar semua negara adalah inflasi. Momok semua negara saya lihat. Oleh sebab itu kita harus kompak, harus bersatu dari pusat, provinsi, kabupaten, kota sampai bawah dan semua kementerian dan lembaga," ujar Jokowi dalam sambutannya pada acara pengarahan Presiden RI kepada seluruh menteri/kepala lembaga, kepala daerah, pimpinan BUMN, pangdam, kapolda dan kajati di Jakarta Convention Center, Kamis (29/9/2022).
"Seperti saat kita menangani Cobid-19. Kalau Covid-19 kita tangani sama-sama, maka inflasi harus kita tangani sama-sama," tegasnya.
Dalam kesempatan itu, Jokowi juga kembali mengingatkan soal kondisi ketidakpastian ekonomi global. Kepala Negara mengatakan, masa depan ekonomi dunia sangat sulit diprediksi.
"Sangat sulit diprediksi, sangat sulit dihitung oleh siapa pun. Sulit melihat arah ke depan dan penyelesaiannya seperti apa. Ini semua akan terus saya ungkapkan agar semuanya memiliki sense of crisis," tutur Jokowi.
Kini dikutip Gridhot dari Kontan, Pemerintah Indonesia tampaknya harus kerja keras mengatasi lonjakan penduduk miskin di tanah air.
Apalagi Bank Dunia baru-baru ini mengubah batas garis kemiskinan yang menyebabkan jumlah penduduk miskin Indonesia bakal melonjak tajam.
Sebab pada tahun 2022 Bank Dunia mengadopsi purchasing power parities (PPPs) 2017.