Gridhot.ID - Tragedi Kanjuruhan kini menjadi luka dalam untuk bangsa Indonesia.
Dikutip Gridhot dari Tribunnews, total sebanyak 125 suporter meninggal dunia akibat kericuhan di stadion Kanjuruhan usai laga Persebaya vs Arema FC.
Tragedi kanjuruhan bak menjadi trauma bagi para pemain dan penonton hingga keluarga suporter.
Diduga para suporter meninggal dunia akibat berdesakan, kehabisan napas, dan terinjak-injak karena panik usai kerusuhan mulai dan polisi mulai menembakkan gas air mata ke area penonton.
Tragedi ini juga meninggalkan trauma sendiri bagi sang pelatih Arema FC.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com, pelatih Arema FC Javier Roca melihat ada suporter yang meninggal di pelukan pemain saat tragedi Kanjuruhan usai laga Arema vs Persebaya, Sabtu (1/10/2022).
Hal tersebut disampaikan Javier Roca saat melakukan wawancara dalam program Carrusel Deportivo yang disiarkan di radio Spanyol, Cadena Ser, Minggu (2/10/2022).
Javier Roca yang resmi ditunjuk sebagai pelatih Arema FC pada 6 September 2022 merasa hancur dan bertanggung jawab atas tragedi ini.
Dia mengatakan bahwa seandainya Arema FC bisa meraih hasil imbang, kejadian ini tak akan terjadi.
"Saya hancur secara mental. Saya merasakan beban yang sangat berat, bahkan tanggung jawab," kata Javier Roca.
"Hasil menentukan apa yang terjadi pada akhir. Jika kami imbang, ini tidak akan terjadi," ucap mantan pelatih Persik Kediri ini.
Javier Roca baru mengetahui kejadian di dalam stadion setelah konferensi pers.
Dia melihat para pemainnya membantu para korban.
Pelatih asal Chile tersebut mengatakan bahwa ada penonton yang meninggal dalam pelukan pemain.
"Kami tidak pernah menyangka ini akan terjadi karena pemain memiliki hubungan yang bagus dengan para penggemar," kata Javier Roca.
"Saya pergi ke ruang ganti dan beberapa pemain tetap berada di lapangan. Ketika saya kembali dari konferensi pers, saya melihat tragedi dalam stadion," ucapnya melanjutkan.
"Para pemain lewat dengan membawa korban di tangan mereka. Yang paling mengerikan saat korban masuk (ke ruang ganti) untuk dirawat oleh tim dokter," kata dia.
"Sekitar 20 orang masuk dan empat meninggal. Ada suporter yang meninggal di pelukan pemain," ucapnya.
Tragedi Kanjuruhan berawal dari kekalahan Arema FC dari Persebaya.
Arema takluk dengan skor 2-3.
Sejumlah Aremania (sebutan fan Arema) turun ke lapangan setelah pertandingan berakhir.
Massa yang semakin banyak membuat polisi menambakkan gas air mata.
Gas air mata terbawa angin sampai ke tribune dan menyebabkan kepanikan sehingga orang-orang berlari untuk menyelamatkan diri ke salah satu pintu keluar.
Akibatnya, terjadi penumpukan dan para penonton berdesakan yang menyebabkan hilangnya ratusan jiwa.
Per Minggu (2/10/2022) malam WIB, ada 125 orang tewas akibat tragedi Kanjuruhan dengan 124 di antaranya sudah teridentifikasi.
Jumlah korban meninggal dunia tersebut sudah dikonfirmasi oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Malang setelah melakukan sinkronisasi data.
(*)