Korwil Aremania Jalur Gazza Sukorejo Pasuruan, Amin Fals, mengisahkan bagaimana detik-detik kejadian nahas itu, dan bagaimana ia bersama rombongan Aremania wilayahnya berhasil lolos dari maut.
Amin yang saat itu berada di lokasi menjelaskan, sebelum pertandingan berakhir, dia turun untuk mengambil bendera yang dipasangnya.
Saat itu, pertandingan masih berlangsung kondusif dan tidak tampak tanda-tanda akan terjadi kericuhan di Stadion Kanjuruhan.
Namun dia punya firasat akan terjadi sesuatu karena Arema kalah dari Persebaya di kandang dengan skor 2-3.
Alhasil, dia meminta rekan-rekannya untuk meninggalkan stadion lebih cepat untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
"Pas kejadian saya berada di lokasi. Tepatnya saya di shuttle ban stadion untuk mengambil bendera besar yang biasa kami bawa, karena saat itu pertandingan belum selesai," kata Amin Fals, Minggu (2/10/2022), dikutip dari SURYAMALANG.
"Untuk jumlahnya saya kurang tahu pasti, yang jelas rombongan saya selamat semua karena saat itu ketika injury time babak kedua tujuh menit, kurang lima menit saya minta teman teman keluar."
"Saya sudah membaca kalau kalah di kandang lawan Persebaya Surabaya takutnya ada apa apa."
"Saya suruh rombongan saya keluar dulu dan saya mengambil bendera di shuttle ban. Jadi saya tahu bagaimana kondisi di sana," jelasnya.
Lebih lanjut, Amin juga menceritakan dia sempat kaget saat gas air mata mulai ditembakkan oleh pihak keamanan.
Apalagi, dia mengatakan, gas air mata dilarang oleh FIFA untuk digunakan saat pengamanan di stadion.