Halim (20) tinggal di Sorong.
Reva (28) tinggal di Sorong.
Adam menambahkan, perbuatan para pelaku sangat sadis. Empat jenazah korban ditemukan dengan tubuh penuh luka bacok, sementara dua dari empat jenazah ini juga dalam kondisi hangus terbakar.
”Para pelaku juga membakar dua alat berat dan tiga truk yang digunakan untuk pembangunan jalan. Polres Teluk Bintuni telah melakukan olah tempat kejadian perkara saat mengevakuasi jenazah empat pekerja,” kata Adam.
Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Perwakilan Wilayah Papua Frits Ramandey menyatakan, sungguh menyayangkan tindakan tidak berperikemanusiaan yang dilakukan oleh kelompok sipil bersenjata.
Ia menilai aksi tersebut sebagai pelanggaran hak asasi manusia dan tindakan kriminalitas sehingga pihak keamanan bisa mengambil upaya penegakan hukum.
Sementara itu, juru bicara Jaringan Damai Papua Yan Christian Warinussy mengatakan, sungguh disesalkan Organisasi Papua Merdeka yang dinyatakan aparat keamanan sebagai KKB lebih memilih jalan kekerasan daripada dialog damai dalam perjuangannya.
Kelompok ini sering menuduh warga sipil yang tidak bersalah sebagai intelijen tanpa ada pembuktian sama sekali.
”Aksi kelompok ini dapat memicu konflik dengan pihak keamanan yang semakin meluas. Akibatnya, masyarakat di kampung akan mengungsi dari tempat tinggalnya karena merasa ketakutan,” tutur Yan.
Sebelumnya, juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) Sebby Sambom menyatakan, pihaknya bertanggung jawab atas penyerangan para pekerja Jalan Trans-Kabupaten Teluk Bintuni-Kabupaten Maybrat.