Laporan Wartawan Gridhot.ID - Akhsan Erido Elezhar
Gridhot.ID -Berita duka kembali datang dari KKB Papua, salah satu tokoh pentingnya meninggal dunia.
Berdasarkan dari keterangan yang dihimpun, sosok penting KKB papua tersebut adalah pemimpin Wanita Papua Barat.
Tokoh penting KKB Papua tersebut adalah Leonie Tanggahma.
Dilansir Gridhot.ID dari artikel terbitan PosKupang, 10 Oktober 2022, Leonie Tanggahma adalah putri almarhum Bernard Tanggahma, Menteri Luar Negeri dalam pengasingan Republik Papua Barat yang secara sepihak diproklamasikan oleh Gerakan Papua Merdeka (OPM) pada tahun 70-an.
Dia adalah petugas penghubung untuk LSM hak asasi manusia berbasis Papua ELSHAM di Eropa.
Ia juga sangat aktif sebagai representasi reguler dari penyebab Papua di forum PBB seperti Kelompok Kerja tentang Penduduk Pribumi, Komisi Hak Asasi Manusia (sekarang Dewan Hak Asasi Manusia) dan Sub-komisi.
Pada bulan Juli 2011, Jaringan Perdamaian Papua (JDP) menunjuk Leonie Tanggahma bersama dengan empat orang Papua lainnya yang tinggal di pengasingan sebagai negosiator jika Pemerintah Indonesia menerapkan kesediaannya yang jelas untuk mengadakan dialog dengan orang Papua.
Mengikuti kebutuhan untuk front politik bersatu di forum regional dan internasional, pada Desember 2014, Leonie Tanggahma ditunjuk sebagai anggota Eksekutif ULMWP.
Ia bersama dengan empat Pemimpin lainnya untuk menjadi ujung tombak gerakan nasional di luar negeri, yang ia layani dengan ketat tidak hanya selama tiga tahun.
"Belasungkawa untuk keluarga dan orang-orang terkasih. Semoga jiwanya beristirahat dengan tenang," demikian tulis Free West Papua Campaign.
Dalam unggahannya, Leonie Tanggahma sedang berfoto bersama dengan Benny Wenda.
Bendy Wenda sendiri adalah salah satu pentolanKKB Papua dan menjadi tokoh penting dalam organisasi tersebut.
Benny Wenda lahir di Lembah Baliem tepat pada HUT Republik Indonesia 1974.
Wenda kemudian mulai antipati dengan pemerintah Indonesia setelah dirinya mengklaim jika ada serangan udara yang membuat keluarganya menjadi korban.
Dirinya juga mengklaim akibat serangan udara itu kakinya putus satu.
Dikutip Gridhot.ID dari artikel terbitan Surya.co.id, 25 Juni 2022, maka setelah rezim Soeharto tumbang, Wenda lantas angkat senjata meminta papua merdeka walaupun keluarganya sendiri memilih bergabung dengan NKRI
Ia melakukan lobi-lobi kepada pemerintahan Indonesia.
Pada pemerintahan Megawati, usaha lobi Wenda sebenarnya berhasil yakni menjadikan papua sebagai daerah otonomi khusus.
Namun apa lacur, Wenda masih kurang puas dan menuntut lagi kemerdekaan papua.
Aparat keamanan Indonesia tak bisa lagi mentolerir lagi Wenda ditangkap karena ia mengacaukan keamanan pada tahun 2001.
Pada 6 Juni 2002, Wenda kemudian ditahan di Jayapura.
Dirinya kemudian berhasil kabur dari penjara pada 27 Oktober 2002.
Dibantu simpatisanOPM, Wenda diselundupkan ke Papua Nugini yang lantas ia ngacir ke Inggris bersama LSM Eropa setelah mendapat suaka politik.
Sampai saat ini Wenda hidup aman, nyaman di bawah perlindungan dan pengawasanInggris.
Di Inggris ia hanya bisa menyuarakan kemerdekaan Papua lewat media massa dan media sosial.
Sedangkan anak buahnya harus keluar masuk rimba, tidur di hutan, kekurangan makanan dan harus menyabung nyawa berperang dengan aparat keamanan Indonesia.
Saat iniBenny Wendatinggal di Oxford, Inggris.
Benny bahkan mendapat penghargaan dari Dewan Kota Oxford.
Pemerintah Indonesia tentu mengecam pemberian penghargaan kepada Benny.
Melalui Kementerian Luar Negeri, Pemerintah Indonesia menyatakan bahwa Dewan Kota Oxford tak memahami rekam jejak Benny yang terlibat dalam permasalahan separatisme di Papua.
Padahal, pemerintah menyatakan, saat ini Papua telah mengalami kemajuan di bidang pembangunan.
Dalam wawancara kepada Majalah Tempo,Benny Wendamengaku telah mengeluarkan surat edaran yang berisi instruksi agar rakyat Papua tak mengikuti upacara kemerdekaan.
Akan tetapi, Benny menyatakan bahwa aksi demonstrasi yang kemudian disertai kerusuhan di Papua danPapua Barat dianggap sebagai spontanitas masyarakat di sana.
"Saya memang mengeluarkan surat edaran beberapa pekan sebelum selebrasi kemerdekaan Indonesia. Isinya menyerukan kepada rakyat Papua supaya tidak ikut upacara," ucap Benny.
"Tapi aksi di Surabaya yang merembet ke Papua itu spontanitas saja. Rakyat Papua yang bergerak," ujar dia.
Kepada Majalah Tempo, Benny juga mengkritik kebijakan Presiden Joko Widodo soal Papua yang masih menggunakan pendekatan militer.
Dia memuji presiden keempat RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yang melakukan pendekatan kemanusiaan.
Cara yang dilakukan Gus Dur antara lain mengganti nama Irian Jaya menjadi Papua dan membolehkan pengibaran bendera Bintang Kejora selama bersanding dengan bendera Merah Putih.
"Hanya Gus Dur yang berani membela Papua. Dia juga menyebutkan Bintang Kejora sebagai lambang budaya kami," ujar Benny Wenda.
(*)