Akibat penyakit tersebut, Sertu Rizka Nurjanah pun harus menerima takdir bahwa ia mengalami kebutaan.
Dijenguk Jenderal Andika Perkasa dan Hetty Andika Perkasa, Sertu Rizka semringah.
Kendati sambil duduk di ranjang rumah sakit, Sertu Rizka tetap bersemangat menyambut kedatangan panglima TNI dan sang istri.
Melihat kondisi Sertu Rizka Nurjanah, Jenderal Andika Perkasa tak kuasa menahan laju air matanya.
Sambil berdiri di samping ranjang rumah sakit, Jenderal Andika Perkasa beberapa kali menyeka tangisannya menggunakan tisu.
Perihal penyakitnya, Sertu Rizka Nurjanah mengurai cerita.
Ia baru menyadari penyakitnya saat akan berangkat ke Lebanon.
Kendati tak bisa lagi melihat, Sertu Rizka Nurjanah tetap bersemangat menjalani hari.
Berselang satu tahun kemudian, Sertu Rizka Nurjanah menemui Jenderal Andika Perkasa.
Kedatangannya itu adalah untuk menyampaikan niatannya untuk membuat buku biografi.
Mendengar Sertu Rizka Nurjanah berniat untuk menulis buku, Jenderal Andika Perkasa mendukungnya.
Hingga akhirnya pada Februari 2022, buku yang ditulis Sertu Rizka Nurjanah pun selesai.
Usai peluncuran buku itu terlaksana, Sertu Rizka Nurjanah kembali bertemu Jenderal Andika Perkasa dan Hetty Andika Perkasa.
Terkait sosok Sertu Rizka Nurjanah, Hetty Andika Perkasa menyebut bahwa prajurit cantik itu sudah ia anggap sebagai anaknya sendiri.
Dilansir dari Tribunnews, Sertu Rizka Nurjanah masih semangat menjalani profesinya sebagai prajurit AD meski lagi berjuang melawan penyakitnya.
Hal ini terlihat dari unggahan Youtube TNI AD pada 10 desember 2020 lalu.
Dalam video tersebut, tampak Rizka mengenakan seragam militer dan menyanyikan mars TNI penuh semangat.
Nyanyian Rizka tersebut ia persembahkan untuk memperingati Hari Juang TNI AD.
Sertu Rizka Nurjanah juga sering ditunjuk menjadi presenter dan model dii acara-acara TNI.
Sertu Rizka menemani istri Jenderal Andika Perkasa menjadi presenter ketika masih bertugas di Dinas Penerangan TNI AD.(*)
Source | : | Sripoku.com,Serambinews.com |
Penulis | : | Desy Kurniasari |
Editor | : | Desy Kurniasari |
Komentar