إِنَّ إِلَيْنَا إِيَابَهُمْ (25) ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا حِسَابَهُمْ (26)
“Sungguh, kepada Kami-lah mereka kembali. kemudian sesungguhnya (kewajiban) Kami-lah membuat perhitungan atas mereka.” (QS. Al-Ghasyiyah: 25 – 26).
Artinya tentunya tidak semua umat manusia mudah melewati hari perhitungan ini karena tergantung pada amalan perbuatan.
Ada sebagian umat yang dimudahkan hisabnya (perhitungannya) karena amalan kebaikannya.
Namun, ada juga sebagian umat yang dipersulit hisabnya karena memiliki lebih banyak amalan keburukan daripada kebaikan.
Hal ini sebagaimana pula digambarkan Rasulullah SAW dalam hadis-nya saat menjelaskan tentang yaumul hisab kepada Aisyah.
‘Aisyah radhiyallahu ‘anha bertanya tentang apa itu hisab yang mudah?
Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab:
“Allah memperlihatkan kitab (hamba)-Nya kemudian Allah memaafkannya begitu saja. Barangsiapa yang dipersulit hisabnya, niscaya ia akan binasa.” (Diriwayatkan oleh Ahmad, VI/48, 185, al-Hakim, I/255, dan Ibnu Abi ‘Ashim dalam Kitaabus Sunnah, no. 885. Hadits ini dinilai shohih oleh al-Hakim dan adz-Dzahabi).
Demikian, untuk mempersiapkan bekal di akhirat menghadapi yaumul hisab, seorang muslim berlomba-lomba mengais amalan baik.
Selain dengan amal perbuatan, ada doa yang dibaca agar hisab dimudahkan dan hisab diringankan amal.