"Entrepeneur mengubah kotoran dan rongsokan menjadi emas," tegas Ciputra. Hal itu terus diungkapkan pengusaha properti terkenal ini sebagai gambaran seorang entrepreneur.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com, pria kelahiran Parigi, Sulawesi Tengah ini dikenal sebagai filantropi dan berkiprah di bidang pendidikan dengan mengambangkan Universitas Ciputra.
Ciputra juga banyak menguasai bidang properti.
Di balik kesuksesannya itu, siapa sangka Pak Ci, panggilan akrab Ciputra, pernah menjadi seorang petani setelah kehilangan ayahnya yang ditangkap dan ditahan tentara penjajah Jepang.
Ia bahkan sudah menjadi tulang punggung keluarga sejak umur 12 tahun.
“Saya dari Desa Pepaya. Waktu zaman Jepang, saya harus sekolah, harus juga berkebun, dan jadi kepala rumah tangga. Sebab saat itu kakak saya tinggal tinggal bersama saya,” ucap Ciputra seperti dilansir Koran Harian Kompas pada Minggu, 24 November 1985.
Tidak hanya menjadi petani, kala itu Ciputra juga menggembalakan hewan ternak, yakni empat ekor sapi, dua ekor kuda, puluhan ekor kambing, dan 15 ekor anjing.
Setiap hari, Ciputra harus bangun pukul 05.00 WIB dan berangkat sekolah pukul 06.00 WIB.
Sebab, saat itu jarak sekolah dengan rumahnya harus ditempuh dengan waktu satu jam.
Sehingga untuk sampai di sekolah dengan cepat, ia harus berlari untuk menghemat waktu.
“Setiap mau berangkat sekolah saya harus berlari agar tidak terlambat ke sekolah kadang naik kuda juga. Tapi rasanya kuda itu lebih lelah daripada saya berlari,” kata Ciputra.
Baca Juga: Sudah Diramalkan Primbon Jawa Sejak Dulu, Inilah Arti Kedutan di Lutut Kanan yang Perlu Diketahui