Apabila kemungkinan teori itu benar, Adrianus mendesak kepolisian untuk menelusuri kasus kematian ini hingga tuntas.
Menurut Adrianus, polisi mesti melacak apakah sumber inspirasi kematian itu berasal dari mereka sendiri atau ada yang mengajarkan.
Pasalnya, kata dia, berdasarkan peristiswa yang pernah terjadi dan berkaitan dengan bunuh diri itu selalu ada kelompok, pemimpin, dan gurunya.
"Kalau benar demikian, polisi perlu mengejarnya dan menyangkakan (perbuatan) mendorong orang (untuk) mati agar mereka tidak bisa melenggang karena bisa terjadi lagi pada orang-orang lain," tutur Adrianus.
Keyakinan keluarga di Kalideres penganut sekte tertentu juga disimpulkan Adrianus lantaran waktu kematian yang berbeda-beda.
"Jadi saya berpikir bahwa pasti ada yang mati duluan dan itu adalah orang yang dipaksa, baru kemudian yang lain mengikuti," kata dia.
Kendati demikian, Adrianus tidak menutup kemungkinan perbedaan waktu tewas juga bisa dipengaruhi usia modalitas tubuh yang bergantung pada bobot tubuh dan usia seseorang.
Polisi pastikan satu keluarga yang tewas di Kalideres bukan karena kelaparan
Dilansir dari Tribunnews.com, Polda Metro Jaya memastikan satu keluarga yang tewas di rumahnya di Kalideres, Jakarta Barat, bukan karena kelaparan.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Endra Zulpan menyebut saat ini pihaknya masih melakukan pendalaman penyebab kematian keempat korban termasuk soal apakah mereka mengikuti aliran tertentu atau tidak.
"Sementara bukan karena kelaparan tetapi penyebabnya apakah karena menganut aliran tertentu atau ada hal lain ini masih didalami," kata Zulpan kepada wartawan, Rabu (16/11/2022).