"Karena dia nggak di Indonesia, jadi ya by phone, telepon aja sih setiap hari sama anak-anak. Yang sering ditanyakan itu justru yang utamanya itu bukan saya," katanya.
"Kalau dia menghubungi saya, telepon itu emang yang dia dengar pertama itu suaranya anak-anak," ucapnya.
"Sebelumnya juga saya ada misal pendekatan sama siapa, sama siapa, tapi dia yang selalu fokus ke anak-anak," lanjutnya.
Keduanya menganut kepercayaan yang sama.
"Insya Allah seiman, memang itu kan yang penting untuk fondasi pertama pernikahan," sambungnya.
Diakui Mawar, pria itu tulus dalam menyayangi anak-anaknya.
"Saya cukup lumayan mengenal basic dia, kedekatan dia dengan anak-anak. Kita juga bisa tau ya kalau namanya anak-anak itu kan nggak bisa dibohongi," ujarnya.
"Mereka tuh jadi nggak kayak anak dan calon bapak sambung. Tapi justru bukan cuma dianya sendiri, sampai keluarganya dia pun sayang banget sama anak-anak saya," imbuhnya.
"Untuk bisa menerima orang baru dengan kegagalan pernikahan itu beda dengan kita putus cinta ya. Jadi bener-bener filternya itu lebih banyak lagi gitu," bebernya.
Ia berharap jika pria ini merupakan akhir pencariannya.
"InsyaAllah kita berdua sama-sama orang yang pernah gagal pernikahan," ujar Mawar.