Kemudian akan dilanjutkan dengan tantingan saat kedua keluarga berkenalan secara mendalam.
Pada tahap ini, pihak calon mempelai perempuan bisa menerima atau menolak pinangan.
Selanjutnya adalah catur wedha. Ini adalah saat di mana ayah atau wali calon mempelai perempuan akan menasihati calon mempelai pria.
Nasihatnya biasanya berupa imbauan agar dapat hangayomi, handayani, hangayemi, dan hanganthi, atau mengayomi, mencukupi, menentramkan, dan memimpin istrinya.
Kemudian proses akan memasuki wilujengan majemukan sekaligus penutup midodareni.
Wilujengan ini merupakan kesepakatan dari kedua keluarga calon pengantin dalam merelakan anak-anaknya untuk membangun rumah tangga bersama.
Usai midodareni dirampugkan, dilanjutkan dengan tradisi nyantrik.
Saat proses ini, calon pengantin pria akan ditinggal keluarga pria dan bermalam di tempat calon pengantin perempuan.
Calon pengantin pria diberikan jamuan makan tengah malam, namun tidak diperkenankan bertemu calon mempelai perempuan hingga pelaksanaan akad nikah pada esok hari.
Depan Rumah Erina di Sleman Mulai Dipasang Tenda