Dijabarkan Buya Yahya, si pembuat undangan hendaknya memperhatikan penggunaan undangan terutama undangan kertas yang bisa jadi terinjak-injak karena penerimanya menaruh sembarangan.
Jika hal demikian terjadi, Buya Yahya mengimbau untuk tidak menuliskan atau mencantumkan nama Allah dan Rasul-Nya serta tulisan-tulisan ayat Alquran.
Pada beberapa undangan, misalnya undangan pernikahan dan aqiqah biasanya umat muslim mencantumkan nama-nama Allah atau ayat Alquran menggunakan Bahasa Arab.
Sebagian orang memiliki kebiasaan untuk mencatutkan nama-nama Allah dan Rasulullah dengan tujuan mulia, namun pada kenyataannya undangan terlebih pada undangan kertas bisa saja terinjak atau ditaruh sembarangan.
Buya Yahya menerangkan siapapun yang membuat undangan harus waspada, terutama undangan yang berbentuk kertas.
"Undangan yang sekiranya bakal diletakkan di setiap tempat tolong jangan menempatkan nama-nama Allah, nama Nabi, nama Malaikat, ayat Alquran dan sebagainya," jelas Buya Yahya dikutip Banjarmasinpost.co.id dafri kanal youtube Al-Bahjah TV.
Bahkan foto orang alim atau orang shaleh sebaiknya jangan dimuat di undangan. Hal tersebut dikhawatirkan nantinya bisa jatuh dan terinjak-injak.
Orang-orang mungkin bermaksud baik untuk memuliakan orang shaleh, namun kurang tepat untuk ditempel di kertas yang kemungkinan bisa diinjak-injak orang lain secara sengaja atau tidak.
Selain itu, tak dapat dipungkiri umumnya undangan sebagian besar memuat tulisan Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh dan Bismillahirrahmanirrahim.
"Solusinya agar tetap bisa memuat tulisan ayat Alquran atau nama Allah, maka diperingatkan di undangan itu untuk dibakar setelahnya atau disimpan di tempat suci karena mengandung kalam Allah," paparnya.