Untuk diketahui, selama ini Papua merupakan daerah rawan pergolakan. Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB Papua tak henti-hentinya melancarkan aksi anarkisnya hingga menimbulkan korban jiwa.
Bahkan puluhan nyawa melayang sia-sia sepanjang tahun 2022 lalu. Para korban itu tewas gegara serangan membabibuta yang dilakukan KKB Papua.
Para korban itu tak hanya dari unsur prajurit TNI Polri, tetapi juga warga sipil. Bahkan warga sipil lebih banyak meninggal dunia ketimbang aparat bersenjata.
Salah satu insiden yang menyebabkan warga sipil tewas mengenaskan, adalah ketika KKB Papua menyerang pangkalan ojek hingge menewaskan beberapa tukang ojek yang sedang mangkal di tempat itu.
Bahkan pada akhir tahun 2022, KKB Papua juga masih melakukan serangannya dengan menembak Pos Penjagaan Polres Yahukimo dan menembak Pos Brimob di Jalan Gunung, Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo.
Serangan ke Pos Penjagaan Polres Yahukimo itu sempat diketahui oleh warga yang berada di sekitar tempat kejadian perkara.
Terhadap fakta itulah sehingga Gufron Mabruri berani meminta Panglima TNI, Laksamana Yudo Margono untuk mengevaluasi semua hal terkait status Papua yang merupakan daerah rawan separatis.
Menurut Gufron, kunjungan Panglima TNI yang direncanakan itu hendaknya untuk kepentingan Papua. "Karena kalau hanya kunjungan simbolis, sebaiknya tak usah ke Papua," ujarnya.
Dikatakannya, kunjungan Panglima TNI kali ini harus dibarengi dengan evaluasi terhadap kebijakan dan operasi keamanan yang dilakukan selama ini.
"Kalau enggak ada evaluasi dan koreksi, ya itu hanya jadi kunjungan simbolis. Enggak akan berdampak terhadap kebijakan keamanan di Papua," kata Gufron, Senin 2 Januari 2023.
Menurut Gufron, kunjungan Panglima TNI itu hanya akan berdampak jikalau ditujukan untuk mengevaluasi kebijakan keamanan.