Laporan Wartawan Gridhot.ID - Akhsan Erido Elezhar
Gridhot.ID - Baru-baru ini viral penampakan diduga kota gaib Saranjana muncul muncul di hasil foto seorang dokter bernama Devi, di puncak Bukit Mamake, Kotabaru, Kalimantan Selatan (Kalsel).
Pengalaman Devi dan suaminya tersebut ini dibagikannya di media sosial TikTok hingga viral.
Dilansir Gridhot.ID dari artikel terbitan Kompas.com, 9 Januari 2022, dia bercerita saat itu, Devi sedang berfoto di Puncak Bukit Mamake dalam kondisi hujan gerimis.
Kemudian mereka memutuskan turun dari bukit, dalam perjalanan pulang di mobil, Devi melihat-lihat lagi hasil jepretan suaminya, betapa terkejutnya dia melihat foto dirinya berdiri dengan latar bukit yang tampah dari kejauhan seperti cahaya gedung-gedung tinggi bak kota modern.
"Loh, ini apa dibelakang kok ada kayak gedung-gedung," tanyanya ke sang suami.
Penampakan gedung modern ini pun dikaitkan dengan kepercayaan masyarakat setempat mengenai adanya kota gaib Saranjana.
Dari kabar yang beredar, ada orang tertentu yang pernah masuk ke kota itu, kota yang tersembunyi dengan jalan raya yang lebar, rumah megah dengan pagar yang tinggi.
Masyarakat setempat percaya mengenai kisah kota gaib Saranjana ini juga memiliki gedung percakar langit dan kendaraan-kendaraan mewah.
Tidak hanya itu, disebutkan bahwa kota ini dihuni oleh jin beragama Islam. Ada juga yang menduga penduduknya adalah manusia yang menggaib.
Dikutip Grihot.ID dari artikel terbitan TribunJateng, 9 Januari 2022, tanggapan ahli Mengenai asal muasal kata Ssaranjana, Dosen FKIP Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Jurusan Sejarah, Mansyur melakukan analisa dari perspektif historis ilmiah mengenai sejarah Saranjana.
Melalui akun Facebook Sammy 'xnyder Istorya, Mansyur menulis tentang Saranjana dengan tiga versi lokasi menurut hasil penelusurannya.
Pertama, Saranja diduga berada di Kotabaru, Kalimantan Selatan, kedua di Teluk Tamiang, Pulau Laut dan ketiga di sebuh bukit kecil yang terletak di Desa Oka-oka kecamatan Pulau Kelautan, Kotabaru, Kalimantan Selatan.
Menurutnya, Saranjana adalah fakta jika dilihat melaui perspektif historis.
Hal ini berdasarkan peta yang dibuat oleh Salomon Muller, naturalis berkebangsaan Jerman, di Heidelberg, dalam petanya berjudul "Kaart van de Kust-en Binnenlanden van Banjermasing behoorende tot de Reize in het zuidelijke gedelte van Borneo" (peta wilayah pesisir dan pedalaman Borneo).
Peta ini dibuat pada tahun 1845 yang mengambarkan bahwa terdapat wilayah yang ditulisnya sebagai Tandjong (hoek) Serandjana.
Disebutkan, lokasi Tandjong ini terletak di sebelah selatan Pulau Laut, tepatnya berbatasan dengan wilayah Poeloe Kroempoetan (Pulau Kerumputan) dan Poeloe Kidjang.
Salomon Muller dikenal sebagai pembuat peta yang menjabat anggota des Genootschaps en Natuurkundige Komissie in Nederlands Indie yang sudah mendapatkan pelatihan dari Museum Leiden dan sedang melakukan perjalanan penelitian tentang dunia binatang dan tumbuhan di kepulauan Indonesia.
Meski demikian, belum dapat dipastikan apakah Salomon pernah berkunjung ke Tandjong (hoek) Serandjana sebelum memetakannya.
Selain itu, Salomon Muller juga tidak pernah menyinggung soal lokasi ini dalam beberapa artikel yang diterbitkan Verhandelingen van het Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen.
Sementara itu, peta yang memuat Tandjong (hoek) Serandjana tersebut pernah dimuat dalam Reizen en onderzoekingen in den Indischen Archipel, seri pertama yang diterbitkan Staatsbibliothek zu Berlin.
Peta ini dibuat 18 tahun sebelum Salomon Müller meninggal dunia pada tahun 1863.
Mansyur juga menulis,dalam sumber lainnya yang memuat tentang Serandjana adalah Pieter Johannes Veth, dalam kamus yang diterbitkan di Amsterdam oleh P.N. van Kampen, tahun 1869.
Kamus yang berjudul "Aardrijkskundig en statistisch woordenboek van Nederlandsch Indie: bewerkt naar de jongste en beste berigten", halaman 252.
Veth menuliskan "Sarandjana, kaap aan de Zuid-Oostzijde van Poeloe Laut, welk eiland aan Borneo's Zuid-Oost punt is gelegen" (Sarandjana, tanjung di sisi selatan Poeloe Laut, yang merupakan pulau yang terletak di bagian tenggara Kalimantan).
Secara terminologi, kalau dikomparasikan dengan kosakata India, " Saranjana" berarti tanah yang diberikan.
(*)
Source | : | Kompas.com,TribunJateng.com |
Penulis | : | Akhsan Erido Elezhar |
Editor | : | Dewi Lusmawati |
Komentar