Saat itu Venna Melinda terdengar histeris dan terus meminta tolong pada Verrell Bramasta.
Tak bisa menggambarkan seperti apa perasaannya saat itu, Verrel hanya berpikir untuk pulang ke Indonesia dan menemani ibunya.
"Pasti sedih lah, karena anak mana yang enggak sedih lihat ibunya dalam kondisi kayak gitu," ucap Verrell.
"Apalagi mama histeris banget. Aku di kamar langsung gemeteran, antara sedih, marah, kesel, cuma harus tenang, harus bisa nenangin mama dulu yang penting," sambungnya.
Mengaku hatinya hancur usai melihat kondisi ibunya seperti itu, Verrell sempat enggan menerima panggilan telepon dari Ferry Irawan.
"Om Ferry langsung nelepon aku pada saat itu juga, tadinya enggak pengin aku angkat," ujar Verrell.
Namun Verrell mendapat nasihat dari ayahnya, Ivan Fadilla untuk menerima panggilan telepon dari Ferry.
"Cuma papa, waktu itu bilang, 'kak kamu sebagai anak tertua, kamu angkat aja, kamu denger, dia harus ngomong apa,'" tutur Verrell.
"Aku angkat, aku dengerin, ya sudah, enggak banyak omong, aku matiin aja," sambungnya.
Hanya saja Verrell tak ingin mengungkap hal yang disampaikan Ferry Irawan melalui panggilan telepon saat itu.
"Yang pasti, setiap cerita ada dua sisi," kata Verrell.