GridHot.ID - Kasus pembunuhan berantai di Bekasi dan Cianjur, Jawa Barat belakangan tengah menuai sorotan.
Bagaimana tidak? Pelaku, Wowon Cs, diketahui telah membunuh orang-orang terdekatnya.
Meski demikian, Wowon mengaku tak mengetahui jika salah satu sosok tercintanya ini ikut menjadi korban meninggal dunia.
Melansir tribun-bali.com, salah satu tersangka pembunuhan berantai dengan cara meracuni satu keluarga di Bekasi dan Cianjur, Jawa Barat memiliki sisi lain.
Wowon Erawan alias Aki, telah membunuh setidaknya 9 orang.
Bahkan dari jumlah tersebut, hampir sebagian memiliki hubungan kekerabatan.
Wowon disebut telah memiliki 6 istri.
Dan tiga diantaranya telah dibunuh, termasuk anak tiri yang dinikahinya.
Istri keempat Wowon bernama Iis Suryati (42) menceritakan perjalanan pernikahannya dengan suaminya itu.
Ia mengaku bertemu Wowon delapan tahun lalu. Saat itu Iis berstatus janda setelah cerai dengan mantan suaminya.
Sementara Wowon berstatus duda setelah menceraikan ketiga istrinya.
"Sebelum menikah dengan saya dia sudah pernah menikah, dan menceraikan istri pertama sampai yang ketiga," ucap Iis, Jumat (20/1/2023).
Ia pun menikah dengan Wowon pada tahun 2015.
Selama menikah, Iis tak menaruh curiga kepada sang suami. Kepada Iis, Wowon mengaku bekerja di penggilingan beras.
"Kesehariannya biasa-biasa saja, tidak ada yang aneh. Saya menikah dengan Pak Wowon sejak 2005," imbuh Iis.
Pernikahan Wowon dan Iis dikaruniai dua orang anak yang paling besar berumur 12 tahun.
Iis juga sempat menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW) di luar negeri untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Kini Iis baru saja pulang ke Tanah Air dan dikejutkan dengan kasus yang menjerat suaminya itu.
Dilansir dari tribunjakarta.com, Wowon Erawan alias Aki, satu dari tiga pembunuh berantai di Bekasi dan Cianjur, memiliki enam istri.
Tiga di antaranya menjadi korban pembunuhan Wowon. Mereka adalah Maemunah, Wiwin, dan Halimah.
Tak sendiri, dalam serangkaian pembunuhan yang dilakukan, Wowon dibantu rekannya Solihin alias Duloh, dan adik iparnya M Dede Solehuddin.
"Tiga orang (istri Wowon jadi korban pembunuhan). Wiwin, Halimah, Maemunah," kata Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Indrawienny Panjiyoga kepada wartawan, Jumat (20/1/2023).
Maemunah merupakan salah satu korban pembunuhan Wowon di Bekasi. Maemunah tewas diracun kopi pestisida.
Sedangkan Wiwin dan Halimah tewas dicekik oleh Duloh yang berperan sebagai eksekutor pembunuhan.
Namun, Wowon mulanya tidak mengetahui Halimah tewas dibunuh. Ia mengira Halimah meninggal dunia karena sakit.
"Tapi untuk Halimah, Wowon nggak tahu kalau Halimah mati. Wowon hanya tahunya dia sakit. Padahal setelah diinterogasi si Duloh, Halimah itu memang sakit, tapi akhirnya tetap dibunuh oleh si Duloh," ungkap Indrawienny.
Jenazah Halimah juga dimakamkan secara wajar. Berbeda dengan jenazah Wiwin yang dikubur ke dalam lubang.
"Kalau Halimah enggak (dikubur di lubang), karena dia sudah dalam kondisi sakit, seakan-akan meninggal wajar," ujar Indrawienny.
Kasus pembunuhan berantai ini terungkap dari sekeluarga yang ditemukan tewas di Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat.
Ketiga korban, Ai Maimunah serta dua anaknya, Ridwan Abdul Muiz (21) dan Muhammad Riswandi (20), mulanya diduga tewas karena keracunan.
Namun, setelah melakukan penyelidikan, polisi menemukan fakta bahwa ketiganya dibunuh dengan cara diracun kopi pestisida.
Dalam kasus pembunuhan berantai ini, Wowon Cs total menghabisi nyawa sembilan orang.
Penyidik Ditreskrimum Polda Metro Jaya menemukan empat kerangka manusia yang dikubur di tiga lubang di Cianjur, Jawa Barat.
"Lubang pertama berisi kerangka anak kecil diduga atas nama Bayu, umur 2 tahun, di samping rumah pelaku Duloh," kata Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran saat merilis kasus ini, Kamis (19/1/2023).
Di lubang kedua, sambung Fadil, berisi dua kerangka manusia yang diduga bernama Noneng dan Wiwid.
"Lubang ketiga berisi tulang yang diduga bernama Farida," ungkap Kapolda.
Fadil menjelaskan, saat ini polisi masih mengidentifikasi empat kerangka manusia tersebut.
"Untuk buktikan ini proses identifikasi primer, pemeriksaan DNA, karena ada yang sudah meninggal dua tahun lebih, ada yang baru dua bulan. Tentu proses-proses memastikan identitas korban perlu dilakukan, tidak hanya berdasarkan pengakuan tersangka," ujar Fadil.
"Kemudian di Garut ada satu orang dikuburkan setelah sebelumnya dibuang ke laut. Dia jadi korban, kemudian dibuang ke laut untuk hilangkan jejak, kemudian ditemukan masyarakat, dikuburkan secara wajar. Ini sedang kita dalami," tambahnya. (*)